Mohon tunggu...
Malikha Mufidah
Malikha Mufidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Mas said Surakarta

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Akuntansi Syari'ah

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Child Grooming: Krisis Modern dan Pandangan Islam Untuk Perlindungan Anak

15 Oktober 2024   13:35 Diperbarui: 15 Oktober 2024   13:49 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di tengah kemajuan teknologi yang pesat, kita dihadapkan pada tantangan baru yang sangat serius: child grooming. Istilah ini mengacu pada tindakan di mana seseorang, biasanya seorang dewasa, membangun hubungan yang tampaknya bersahabat dengan anak-anak, namun tujuannya adalah untuk mengeksploitasi mereka secara seksual. Meningkatnya kasus child grooming di era digital ini harus menjadi perhatian serius kita semua. Ini bukan hanya soal hukum, tetapi juga masalah moral yang membutuhkan tanggung jawab dari seluruh elemen masyarakat.

Salah satu alasan mengapa kasus child grooming semakin marak adalah minimnya pemahaman orang tua dan anak-anak tentang bahaya ini. Saya sering kali mendengar dari teman-teman dan rekan-rekan bahwa mereka merasa kesulitan untuk menjelaskan isu ini kepada anak-anak mereka. Banyak anak yang tidak sepenuhnya memahami risiko yang ada di dunia maya dan bagaimana cara melindungi diri mereka. Oleh karena itu, penting bagi kita, sebagai orang tua, untuk berperan aktif dalam pendidikan anak-anak kita. Kita harus menjelaskan kepada mereka tentang batasan, bagaimana mengenali situasi yang tidak nyaman, dan pentingnya melaporkan perilaku yang mencurigakan.

Di dalam rumah, pendidikan adalah langkah pertama dalam melindungi anak-anak dari bahaya. Saya pribadi percaya bahwa orang tua harus membekali anak-anak mereka dengan pengetahuan yang cukup tentang dunia digital. Ini termasuk memberi tahu mereka tentang bagaimana berinteraksi dengan orang lain di media sosial, serta menjelaskan tentang tanda-tanda perilaku grooming. Kita juga perlu mendorong anak-anak untuk berbicara terbuka tentang pengalaman mereka, sehingga jika mereka menghadapi situasi berbahaya, mereka tahu harus melapor kepada siapa.

Sekolah juga memiliki peran yang sangat penting. Kita perlu mendorong institusi pendidikan untuk mengembangkan kurikulum yang mencakup pendidikan tentang keselamatan diri dan penggunaan internet yang aman. Melalui program-program seperti seminar dan workshop, siswa bisa mendapatkan pengetahuan tentang perilaku yang patut dicurigai dan cara-cara untuk melindungi diri mereka. Dengan pendekatan ini, anak-anak akan merasa lebih siap menghadapi tantangan di dunia yang penuh risiko.

Penting juga bagi pemerintah untuk mengambil tindakan tegas terkait isu ini. Undang-undang yang lebih ketat perlu diterapkan untuk melindungi anak-anak dari pelaku grooming. Selain itu, kita perlu memastikan bahwa anak-anak tahu bagaimana cara melaporkan kasus grooming tanpa merasa takut atau malu. Sanksi yang jelas bagi pelaku juga harus ditegakkan, sehingga kita semua tahu bahwa tindakan ini tidak akan ditoleransi.

Metodologi studi Islam bisa membantu kita memahami masalah child grooming dengan cara yang lebih mendalam dan menyeluruh. Dalam Islam, perlindungan anak sangat penting, karena anak-anak dianggap sebagai amanah yang harus dijaga dan dilindungi dari segala bentuk bahaya, termasuk eksploitasi seperti child grooming.

Pendekatan ini mengajarkan kita untuk melihat masalah child grooming dari sudut pandang Al-Qur'an dan Hadis, yang menekankan pentingnya menjaga hak-hak anak dan melindungi mereka dari kezaliman. Dengan menggunakan metodologi ini, kita bisa memahami bagaimana hukum Islam (fiqh) melindungi anak-anak, dan bagaimana tanggung jawab ini tidak hanya ada pada keluarga, tapi juga pada masyarakat dan negara.

Islam mengajarkan nilai-nilai moral yang kuat untuk mencegah terjadinya tindakan seperti ini, dengan menekankan pentingnya akhlak yang baik, pendidikan, dan kesadaran sosial. Jadi, melalui metodologi studi Islam, kita bisa menemukan solusi untuk mencegah dan mengatasi masalah child grooming dengan cara yang sesuai dengan ajaran agama dan nilai-nilai kemanusiaan.

Sebagai umat Islam, kita harus menginternalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam cara kita memperlakukan anak-anak. Konsep kasih sayang (rahmah) dalam Islam harus diterapkan tidak hanya dalam hubungan keluarga, tetapi juga dalam cara kita berinteraksi dengan anak-anak di lingkungan sekitar. Dengan menanamkan nilai-nilai ini, kita bisa menciptakan budaya yang menghargai dan melindungi anak-anak dari segala bentuk ancaman.

Kesimpulannya, child grooming adalah masalah serius yang memerlukan pendekatan holistik dari semua pihak. Keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah harus bersinergi untuk menjaga anak-anak kita. Dengan pendidikan yang baik, komunikasi yang terbuka, dan penerapan nilai-nilai moral dari ajaran Islam, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi generasi penerus. Mari kita bergandeng tangan dalam melindungi amanah ini, karena masa depan anak-anak kita adalah masa depan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun