PENGARUH TEKNOLOGI KOMUNIKASI TERHADAP PERUBAHAN BUDAYA
Teknologi Komunikasi dan Informasi adalah aplikasi pengetahuan dan keterampilan yang digunakan manusia dalam mengalirkan informasi atau pesan dengan tujuan untuk membantu menyelesaikan permasalahan manusia (aktivitas sosial) agar tercapai tujuan komunikasi. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi sendiri telah menimbulkan dampak dan pengaruh terhadap budaya pada masyarakat, baik berupa dampak positif maupun dampak negatif. Salah satu aspek kehidupan yang paling terpengaruh dengan perkembangan ini adalah aspek kebudayaan masyarakat yang sedikit demi sedikit mengalami pergeseran. Produk dari teknologi komunikasi dan informasi adalah media massa dimana saat ini berkembang secara cepat dan konstan, dalam sisi lainnya, hal ini menggugah kita untuk melihat media sebagai pusat orientasi budaya bagi kapitalisme moden Barat. Dengan begitu, maka Imperialisme budaya boleh dilihat sebagai pusat dari media dengan berbagai cara, baik dengan mendominasi media budaya, maupun dengan penyebaran budaya secara global.
Salah satu contoh perubahan budaya yang diakibatkan oleh munculnya tekonologi adalah seperti yang dialami oleh masyarakat Cicantayan atau dijuluki "Kota santri" yang berada di dekat Pelabuhan Ratu Jawa Barat. Pada tahun 1960-an masyarakat tersebut merupakan masyarakat yang suasana keberagaman keagamaan masyarakatnya begitu tampak dan semarak di setiap dimensi kehidupan. Mulai dari dimensi pendidikan, ekonomi, pertanian, dan sosial budaya sangat kental dengan semangat kebersamaan dan nilai-nilai Islam. Namun, ketika televisi hitam putih lahir pada awal tahun 1970-an, kemudian disusul dengan lahirnya televisi berwarna masyarakatnya mulai mengalami perubahan. Bahkan di awal tahun 1980-an kehidupan masyarakatnya sangat kontras dengan tahun-tahun sebelumnya. Yang pada awalnya (tahun1960-an -- 1970-an) ketika sore hari anak-anak sudah berada di masjid sedangkan para remaja dan bapak-bapaknya pun berjalan menuju masjid sambil memegang tasbih, tetapi pada tahun tersebut anak-anak sudah tidak ada lagi di masjid. Mereka nongkrong di depan TV, menonton film kartun atau lagu anak-anak. Begitu pula para remajanya nongkrong di pinggir jalan sambil bermain gitar. Bapak-bapaknya pun yang memegang tasbih, sekarang memegang remote control didepan televisi mereka masing-masing.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI