Mohon tunggu...
Mohamad Sastrawan
Mohamad Sastrawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Matraman

http://malikbewok.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Eksistensi Prajurit Wanita di Tengah Pusaran Disparitas Gender

14 Agustus 2011   08:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:48 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Tuntutan untuk menegasikan disparitas gender senantiasa dikumandangkan para feminis dan pendukungnya. Kesetaraan gender adalah isu yang selalu disuarakan oleh aktivis perempuan. Di kalangan TNI, gender bukan penentu bagi prajurit untuk meraih prestasi dan penghargaan. Perempuan memiliki hak untuk mendapat porsi yang sama dalam tanggungjawab serta penugasan militer. Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KASAU), Marsekal TNI Imam Sufaat menegaskan, militer Indonesia yang modern tidak melihat jenis kelamin untuk memberikan penugasan atau pemberian prestasi. Dalam konteks sejarah, perempuan Indonesia mampu memberikan sumbangan yang begitu besar bagi kemerdekaan Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke, sudah berapa banyak tokoh perempuan yang memimpin perlawanan terhadap penjajah Belanda. Sebut saja nama Cut Nyak Dien, Cut Mutia, RA Kartini, Nyai Ageng Serang atau Dewi Sartika. Mereka adalah tokoh-tokoh nasional di Indonesia yang berjuang untuk membela tanah air. Khusus untuk TNI Angkatan Udara, perekrutan prajurit wanita sudah dilakukan sejak 1963. Wanita Udara (Wara) menjadi bagian penting dalam menjaga pertahanan udara di wilayah NKRI. Salah satu bukti nyata prestasi Wara adalah penugasan dalam kontingen pasukan Perdamaian PBB di beberapa wilayah konflik. Tentunya, hal ini sangat membanggakan, karena wanita bisa mandiri dan menunjukkan kerja yang bagus, bahkan lebih baik dari prajurit pria. Wara mampu menunjukkan jati diri sebagai srikandi TNI AU berjiwa Sapta Marga dan Sumpah Prajurit. Dalam perayaan HUT Wara ke-48 pada Sabtu (13/8) kemarin, Personel TNI AU perempuan semakin menunjukkan eksistensinya sebagai penjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Wara ada yang menjadi pilot pesawat angkut dan helikopter. Selain itu, posisi kepala dinas ada yang berasal dari Wara. Contohnya adalah Marsekal Pertama TNI Martini. SE. MM. Dia adalah Wara yang pertama menjabat Kepala Dinas Keuangan TNI Angkatan Udara, yaitu sebagai Perwira Tinggi yang dipercaya untuk menangani keuangan di TNI AU. Selain itu, beberapa jabatan teknis juga diisi oleh prajurit wanita. Wara menunjukkan kemampuannya menjadi Polisi Militer, navigasi dan lain-lain. Di tengah wacana kesetaraan gender yang disuarakan kelompok-kelompok sipil, TNI justru sudah selangkah lebih maju. TNI AU sudah membuktikan bahwa kesetaraan gender mampu menjadi kekuatan untuk menjaga kedaulatan bangsa dan negara. Semoga prajurit wanita TNI Angkatan Udara bisa menunjukkan prestasi yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun