Mohon tunggu...
Mohamad Sastrawan
Mohamad Sastrawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Matraman

http://malikbewok.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Pasukan Elit TNI di Bandung Membara

1 Februari 2012   23:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:11 2310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13281382192111208593

Malam kian larut ketika sebagian masyarakat Bandung terlelap dalam tidur mereka. Kehidupan di Paris van Java sayup-sayup berakhir karena malam telah memeluk tiap mata yang sulit terpejam. Nyanyian malam sudah didendangkan begitu semburat matahari terbenam di peraduannya. Di lokasi berbeda, mata-mata menatap nanar tidak berkedip. Wajah-wajah diberi balutan hitam agar identitas mereka tersamar dalam malam yang kelam. Seragam hijau loreng bergerak dalam simfoni cepat dan tangkas. Mereka berkelebat, bergerak dalam diam namun penuh keyakinan. Satu komando menjadi pegangan bagi pasukan-pasukan elit yang unjuk kebolehan dalam penutupan Latihan Penanggulangan Teror TNI Tri Matra VI. Senjata-senjata laras panjang Pasukan Khusus Gultor dari Detasemen 90 Paskhas siap menyalak. Derap langkah sepatu-sepatu tentara tidak berbunyi, karena skenario pasukan elit memang diharuskan demikian. Demi ancaman di hadapan, operasi pembebasan terorisme harus tuntas. Prestasi yang diraih menjadi bukti betapa ketakutan musuh terwujud begitu nama Gultor disebut. Dua atau tiga prajurit elit membuka jalan masuk ke pesawat yang dibajak. Lanud Hussein Sastranegara menjadi bukti ketangguhan prajurit elit yang mampu menumpas makar terorisme. Ancaman terhadap keamanan dalam negeri yang selama ini mengganggu, bisa ditangani dengan efektif namun mematikan. Tunggu dulu! ancaman tidak terduga datang. Teroris mengerikan memberikan perlawanan secara tiba-tiba. Tembakan dimuntahkan dari senjata-senjata yang dibeli penjahat dari pasar gelap. Dinding-dinding pesawat berlubang terkena peluru berbahaya. Beruntung, para prajurit tidak gegabah. Dengan pengalaman yang memadai, para prajurit berhasil menguasai keadaan. Gelap dan sunyinya malam berubah. Desingan peluru berseliweran. Percikan api dari moncong senjata merobek pekatnya malam. Rentetan suara tembakan menambah kengerian yang sulit digambarkan. Meski hanya latihan, para prajurit tidak bermain-main. Mereka dihadapkan dalam kemelut yang bisa saja menjadi kenyataan di kemudian hari. Ancaman terorisme merupakan realita yang tidak berkesudahan. Pertempuran kian sengit, ketika para teroris melebarkan titik penembakan. Seorang penjahat pindah tempat ke ruangan pilot. Dia menembak dan menembak bagai kesetanan. Kemelut ini membuat para prajurit tempur mengubah strategi. Pengepungan pun diperlebar ke sisi lain pesawat. Mereka sudah membaca dimana saja lokasi para penyerang. Tanpa ampun, seorang prajurit berkelebat cepat mengikuti alunan angin yang berhembus kencang. Gerakannya lihai, terlatih dan fokus pada target serangan. Dia sudah berada di pintu masuk pesawat. Sementara rekan lainnya mengikuti tanpa diketahui para penjahat. Dalam sekejap, rentetan tembakan terdengar dari dalam pesawat. Selang tak lama kemudian, para prajurit elit ini keluar dengan membopong tubuh-tubuh teroris yang bersimbah darah. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun