Anies semakin terkenal saja dengan omongan besarnya. Setelah melecehkan pemerintahan Ahok Djarot yang dia anggap tidak menerapkan open governance, hingga kini ia masih juga belum bisa menjelaskan, dalam bentuk program atau project apa kritiknya mengenai Open Governance akan diwujudkan. Sementara pihak pemprov sendiri sudah membantah tudingan bahwa keterbukaan tidak dijalankan dalam menyusun kebijakan pemerintahan. Bahkan baru sehari setelah serangan dewa mabuk ala Anies, tiba-tiba Pemprov DKI mendapat penghargaan justru dengan pertimbangan open governance. Telak bukan?
Nah berbeda dengan Anies yang baru di tahap koar-koar akan akan akan, Ahok punya banyak sekali implementasi keterbukaan dalam pemerintahan, yang berarti ia sudah siap mendengar masukan dan rasa penasaran warga. Apa saja?
1. Qlue dan Crop
Qlue memungkinkan warga melaporkan kekurangan yang terjadi di sekitar lingkungannya dan keluhan-keluhan tersebut dimanage dan dibuat sistem penanganan dan pelaporannya dengan Crop. Dengan demikian, setiap keluhan bisa ditangani dengan cepat dan terbuka. Warga bisa melihat apakah aduannya ditangani dengan cepat atau tidak, dan setiap keluhan ditandai dengan warna merah, kuning dan hijau yang kemudian mempengaruhi penilaian kinerja seorang aparat, apakah ia cukup responsif terhadap keluhan warga atau tidak.
Berkat Qlue, Jakarta mendapat penghargaan pelayanan terbaik terhadap pengaduan masyarakat. Anies selama menjabat menteri pendidikan sudah dapat penghargaan apa dalam hal layanan pengaduan online?
2. eMusrenbang
eMusrenbang adalah pengembangan lebih lanjut dari sistem Musrenbang yang sudah lebih dulu ada
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H