Extreme Job yang dirilis pada 2019 lalu dan disutradarai oleh Lee Byeong Heon menjadi salah satu film box office Korea terbaik yang berhasil mengkolaborasikan aksi dan komedi menjadi satu kesatuan. Film yang berdurasi 111 menit ini berhasil meraup 16,2 juta penonton. Dengan kepopulerannya karena alur cerita yang apik, film ini banyak di rekomendasikan oleh kritikus film. Secara garis besar, film ini mengisahkan sebuah tim polisi antinarkoba yang ingin menyelidiki dan meringkus kartel internasional yang mengedarkan narkoba. Namun, tanpa sengaja, di tengah misi mereka membeli sebuah restoran ayam yang ingin bangkrut dan melakukan penyamaran sebagai penjual ayam untuk melakukan pengintaian. Tim yang terdiri dari lima orang detektif, yaitu kapten Go, Jang, Young Ho, Ma, dan Jae Hoon ini merupakan tim yang telah kehilangan performa dan terancam bubar. Maka, sepanjang film kita akan disuguhi berbagai tingkah absurd, payah, dan ceroboh dari mereka yang berusaha mengembalikan nama baik.
Selain menonjolkan komedi-aksi yang mendominasi, nyatanya jika ditelaah dengan baik, film ini juga mengungkap 2 permasalahan sosial yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari. Hal ini berhasil menarik atensi saya, yaitu mulai dari peran laki-laki sebagai kepala keluarga yang selalu dituntut dan persaingan kompetitif dalam dunia kerja yang keras. Di samping itu, film ini tak lupa memberikan bumbu-bumbu emosional yang berhasil menyentuh hati dengan adegan kekeluargaannya. Sepanjang film kita juga diajak untuk melihat dan belajar mengenai karakter alamiah manusia dalam situasi tertentu, yaitu keegoisan. Tantangan, rintangan, dan konflik berhasil dikemas dengan baik. Sehingga, film ini mampu memperlihatkan perkembangan yang signifikan pada alur cerita dan karakternya.
Cerita diawali dengan opening yang menggelitik, dimana tim ini berusaha menangkap bandar narkoba melalui jendela apartemen. Mungkin di film-film detektif biasanya akan ada adegan baku hantam dengan aksi memukau yang dimana sang tokoh akan masuk menggunakan tali dan menendang kaca sampai berserakan. Namun, film ini justru memperlihatkan sisi payah tim detektif yang gagal dan malah menyebabkan masalah kekacauan lalu lintas saat mengejar pelaku. Tingkah konyol para detektif ini berhasil mengundang tawa hanya dalam 10 menit pertama.
Di tengah cerita, kita diajak melihat berbagai usaha bodoh dan sia-sia yang dilakukan tim ini dalam melakukan penyelidikan. Mulai dari pengintaian yang tidak efektif dan hanya membuang-buang waktu. Hingga dimana mereka mendapatkan ide gila untuk membeli restoran ayam yang ingin bangkrut karena sepi pengunjung. Ide extrem tersebut didasari oleh lokasi restoran yang berhadapan dengan markas besar bandar narkoba yang sedang mereka incar. Untuk menyempurnakan penyamaran, mereka benar-benar belajar memasak ayam goreng dan menjualnya secara resmi. Tak terduga ayam goreng buatan mereka memiliki rasa yang sangat lezat. Sehingga, restoran tersebut ramai pengunjung bahkan terkenal hingga diliput siaran televisi. Dengan popularitas dan penghasilan yang besar, tanpa sadar mereka mulai kehilangan fokus pada misi yang seharusnya diselesaikan.
Namun, dibagian akhir mereka berhasil menyusun strategi dan jebakan untuk meringkus pelaku. Dengan pencapaian tersebut, mereka membuktikan diri dengan performa kerja sama tim yang kuat. Film ini dikatakan sukses karena kombinasi aksi-komedi yang apik, plot unik yang tidak biasa, karakter menarik dan chemistry yang kuat, dan pesan tersembunyi yang memiliki pembelajaran di dalamnya. Di balik itu, ada sedikit kritik mengenai plot yang cenderung lebih menonjolkan sisi komedi dibanding aksi intens oleh tim detektif. Secara keseluruhan, Extreme Job akan menjadi totonan hiburan yang cocok bagi kalian yang sedang mencari genre aksi-komedi menyegarkan dengan plot ringan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H