Mohon tunggu...
Abdul Malik
Abdul Malik Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika di SMAN 1 Ropang

Bergerak untuk bermanfaat layaknya lebah yang selalu mengambil yang baik dan memberikan yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Minggu ke-1 Guru Penggerak

19 Februari 2022   00:06 Diperbarui: 19 Februari 2022   00:11 4196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saya seorang pendidik di SMA Negeri 1 Ropang. Satu-satunya sekolah tingkat menengah atas di Kecamatan Ropang Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat. Terletak di wilayah bagian selatan Pulau Sumbawa dengan kondisi geografis yang termasuk daerah terpencil. Walaupun jarak dari kota Sumbawa sekitar 70 km, Namun jarak tempuh cukup lama karena faktor jalan yang belum semuanya diaspal (hotmix). Jalannya berbatu dan berlubang, jika musim penghujan cukup sulit untuk dilalui karena licin. Tahun ini memasuki 5 tahun saya mengabdikan diri di sekolah tercinta ini dengan begitu banyak kisah dan tantangan di dalamnya.

Alhamdulillah setelah mengukuti serangkaian seleksi saya terpilih sebagai salah satu Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 2 Tahun 2021. Setiap CGP diharuskan mengukuti Pendidikan Guru Penggerak (PGP). Kegiatan Pendidikan dimulai dengan kegiatan Loka Karya Perdana yang dilaksanakan pada tanggal 10 April 2021. Pada loka karya perdana ini, kami belajar banyak hal baru. Diantaranya, setelah pembukaan kami diarahkan untuk saling mengenal antar peserta CGP termasuk dengan kepala sekolah CGP melalui game perkenalan diri yang dipandu oleh Bapak/Ibu Pengajar Praktik. Selanjutnya kami diarahkan untuk membuat kesepakatan bersama, melalui diskusi kelompok dan presentasi peserta menyampaikan kekhawatiran dan harapan, juga memetakan perjalanan PGP. Selanjutnya menggunakan kertas stok note, pengajar praktik meminta kepada semua peserta untuk menulis satu komitmen yang akan dijadikan sebagai komitmen bersama nantinya. Secara bergantian beberapa perwakilan peserta menyampaikan komitmennya. Kegiatan terakhir pada loka karya perdana adalah refleksi bersama. Pada kegiatan ini setiap peserta menyampaikan hal-hal yang sudah dipelajari, juga hal bermanfaat yang bisa diterapkan dalam perjalanan sebagai calon guru penggerak. Bagi saya loka karya perdana, memberikan kesan yang sangat berarti juga ilmu yang sangat bermanfaat sebagai bekal awal dalam mengikuti kegiatan pendidikan guru penggerak.

Kegiatan Pendidikan Penggerak (PGP) Angkatan 2 Tahun 2021 secara resmi dibuka oleh Bapak Nadim Anwar Karim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI pada tanggal 13 April 2021. Melalui sambutan Pak Menteri dan Dirjen GTK, saya bisa mengetahui pentingnya guru penggerak dalam upaya transformasi pendidikan di Indonesia minimal di sekolah masing masing mewujudkan Merdeka Belajar dan Profil Pelajar Pancasila. Setelah pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan penjelasan dari PPPTK PKn dan IPS selaku instansi penyelenggara PGP untuk Provinsi NTB. Selanjuntnya setiap peserta diharuskan mengikuti pretes modul 1. Awalnya saya merasa yakin dengan jawaban saya tetapi hasilnya belum sesuai harapan. Ini menjadi motivasi saya untuk belajar lebih giat lagi.

Keesokan harinya, petualangan pun dimulai. Pada tanggal 14 April 2021 pembelajaran mandiri dilakukan secara daring melalui LMS yang dipandu oleh fasilitator. Belajar daring menjadi tantangan tersendiri bagi saya. Karena berada di daerah yang kesulitan jaringan internet. Sebagai gambaran, tempat yang ada akses internet adalah di sekolah tempat saya bertugas, Puskesmas dan di Kantor Camat. Akses internet disediakan melalui perangkat Vsat atas bantuan Bakti Kominfo. Untuk bisa mengakses materi dan mengirim tugas saya harus memilih waktu malam hari menjelang tengah malam karena pada siang hari saya harus melaksanakan BDR melalui guru kunjung (rukun) untuk memberikan layanan pendidikan kepada anak didik. Di samping itu, pada siang hari, jaringan internet sering terganggu karena banyak yang akses. Kondisi ini,tidak menjadikan saya patah semangat. Apalagi selalu mendapatkan bimbingan dan motivasi dari Ibu Winarti, S.Pd, M.Pd. selaku fasilitator.

Materi pertama pada modul 1.1 adalah Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara (KHD). Setiap peserta diharuskan membuat refleksi kritis terhadap pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan. Setelah mempelajari materi pertama ini, saya bisa memahami bahwa menurut KHD pendidikan memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat alam yang dimiliki anak didik agar ia mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman sehingga mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan harus mampu mengembangkan manusia yang seutuhnya. Menuntut pengembangan semua daya jiwa yaitu daya cipta, karsa dan karya secara seimbang. Pendidikan tidak boleh dimaknai sebagai paksaan. Kita harus “menghamba pada anak”. Pendidik adalah pamong peserta didik yang menuntun mereka agar tidak kehilangan arah dan menemukan kemerdekaannya dalam belajar. Peserta didik bukan obyek dalam pembelajaran, melainkan sebagai subyek yang memegang kendali pembelajaran. Dalam penanaman budi pekerti dan penguatan karakter, selain sekolah, alam keluarga juga memiliki peranan yang penting. Oleh karena itu, pendidik selain bekerja sama dengan sesama guru, juga harus berkolaborasi dengan orang tua dan masyarakat untuk melatih pendidikan sosial dan karakter baik bagi anak didik.

Untuk meningkatkan pemahaman tentang Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara, fasilitator memberikan penguatan melalui Eksplorasi Konsep-Forum Diskusi menggunakan aplikasi google meet. Ini merupakan kegiatan tatap muka pertama dengan fasilitator secara virtual karena sebelumnya komunikasi dilakukan melalui LMS dan WAG. Bentuk kegiatannya menarik, santai dan mencerahkan. Ibu fasilitator mengajukan beberapa pertanyaan dan peserta diberikan kesempatan untuk menjawab selanjutnya beliau dengan wajah yang selalu ceria dan penuh semangat memberikan penguatan dan menyamakan persepsi kami tentang pemikiran KHD terhadap pendidikan.

Setelah mempelajari materi pertama ini, saya menyadari bahwa pembelajaran yang saya lakukan selama ini belum sepenuhnya sesuai dengan konsep pendidikaan yang sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Pembelajaran sering kali berpusat pada guru dengan siswa sebagai obyek. Apalagi selama pandemi, pembelajaran berupa penjelasan materi dan pemberian tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Penguatan pendidikan karakter seolah terabaikan karena fokus mengejar ketertinggalan materi ajar.

Sebagi bentuk manifestasi dari materi ini, saya akan berusaha mengubah pola pikir saya tentang pendidikan dan pengajaran. Berusaha untuk lebih memahami karakteristik anak didik dan memandang mereka sesuai kodrat alamnya, membuka diri dan memberikan ruang kepada anak didik untuk menyampaikan ide dan gagasannya termasuk gaya belajar yang mereka sukai. Sebagai seorang pendidik, akan berusaha menjadi contoh yang baik, menjadi penyemangat dan memberikan dorongan kepada anak didik agar berpikir dan bergerak maju sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing. Selain itu, saya berusaha untuk menjalin hubungan yang baik dengan orang tua siswa agar bisa berkolaborasi dalam mendidik anak sehingga mereka bisa berprestasi dan mewujudkan cita-citanya.

 Abdul Malik _CGP Angkatan 2_Kabupaten Sumbawa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun