Mohon tunggu...
Malik Abdul Aziz
Malik Abdul Aziz Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Komunal

Menulis hal-hal umum agar tidak ada yang tertinggal

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengenal Hamas, Peneror atau Pejuang?

13 Oktober 2023   11:06 Diperbarui: 13 Oktober 2023   11:08 1135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber foto: https://id.pinterest.com/pin/743656957224202468/)

Konflik antara Israel dan Palestina kembali pecah. Hal ini terjadi saat serangan tidak terduga kelompok Hamas Palestina ke dekat perbatasan Gaza pada Sabtu (7/10/2023). Gempuran tersebut diklaim merupakan upaya merebut kembali Tanah Air warga Palestina dari pendudukan Israel.

Hamas merupakan akronim dari Harakat  Al-Muqawama Al-Islamiyya yang bermakna "Pergerakan Perlawanan Islam". Dalam bahasa Arab, kata Hamas  dapat diterjemahkan sebagai "keberanian" atau "semangat".

Sejak 2007, Hamas menjadi organisasi militan berbasis Fundamentalis Islam Sunni Palestina yang secara politis menguasai Jalur Gaza, wilayah seluas sekitar 365 Km persegi yang merupakan rumah bagi sekitar 2,3 juta orang.

Cabang Ikhwanul Muslimin (IM) di Palestina menjadi cikal bakal berdirinya Hamas. Pada tahun 1935, Hasan Al-Banna, pemimpin IM, mengirim saudaranya, Abdurrahman Al-Banna dan Muhammad As'ad Al-Hakim, untuk mengunjungi Palestina dan melihat kemungkinan kegiatan di sana. Satu tahun kemudian, mereka mendirikan IM cabang Palestina di kota Haifa.

Pada tahun 1948, anggota IM Palestina mencapai 10-20 ribu orang yang semuanya tunduk kepada IM pusat di Mesir. Pada tahun yang sama, pemerintah negara Mesir membekukan IM akibat penuduhan atas kasus pembunuhan Perdana Menteri Mesir, Muhammad Faqmi Naraqsyi, pada 8 November. Secara taktis, IM cabang Palestina mengubah namanya menjadi Jam'iyah Al-Tauhid dan merupakan garis depan perjuangan bersenjata. Hal ini bukan tanpa alasan, mereka melihat bahwa perjuangan diplomasi oleh kaum moderat Palestina hanya membuat Israel semakin semena-mena.

Sepak terjang Jam'iyah Al-Tauhid berfokus kepada dakwah, sosial, dan pendidikan demi menyiapkan kader-kader Palestina dengan prinsip ketuhanan yang kuat. Pada tahun 1970, Jam'iyah Al-Tauhid beraliansi dengan Fatah dalam bidang politik dan militer meski tidak bertahan lama akibat ketidakcocokan jalur perjuangan. Fatah merupakan kelompok yang berafiliasi dengan organisasi pembebasan Palestina (nasionalis) dan partai sosialis eropa. Hubungan dua kelompok ini menjadi katalis. Kader-kader Jam'iyah Al-Tauhid mulai menyebar ke berbagai universitas termasuk Al-Azhar di Mesir dan berhasil memberikan jasa besar bagi Palestina, seperti pembangunan Universitas Gaza.

Pada awal 1980, kelompok kader muda yang berasal dari lulusan Universitas di Mesir mulai mengusik kepemimpinan senior Jam'iyah Al-Tauhid yang kebanyakan berasal dari IM. Kelompok kader muda yang dipimpin oleh Syekh Fatih Shqaki mengatakan bahwa Jam'iyah Al-Tauhid tidak boleh hanya berfokus kepada aktivitas sosial dan akar rumput semata. Perlawanan bersenjata melawan tentara Israel dan imigran Israel di Palestina harus mulai diperjuangkan.

Terinspirasi dari ideologi Revolusi Islam Iran, Syekh Shqaki dan sahabat dekatnya, Abdul Aziz Auda, mulai membentuk kelompok baru bernama Jihad Islam dan memobilisasi anggota lain. Banyak kader muda yang tertarik dan mendesak agar kelompok senior Jam'iyah Al-Tauhid segera menyiapkan aksi militer.

Untuk mempertahankan kesatuan organisasi IM di Palestina, IM Mesir menyetujui proposal delegasi Palestina di konferensi Yordania pada tahun 1983 untuk membuat sebuah "Komite Spesial" yang bertugas menyediakan dukungan finansial dan logistik untuk melatih pejuang dari Gaza di Yordania. Syekh Ahmad Yasin, pemimpin politik dan spiritual Hamas, mulai membentuk sayap Paramiliter Al-Majd dan Al-Mujahidin di Wilayah Okupasi Palestina untuk mengawasi dan melawan tentara Israel.

Pada 1984, Israel menangkap Syekh Ahmad Yasin atas tuduhan menyuplai senjata untuk melawan senjata untuk melawan tentara dan rakyatnya. Ia dijatuhi hukuman penjara selama 13 tahun, tetapi 10 bulan kemudian ia dibebaskan sebagai penukaran tawanan dari Front Popular untuk Palestina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun