Mohon tunggu...
Malik Abdul Karim
Malik Abdul Karim Mohon Tunggu... -

sederhana saja

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nasihat (dari Teman)

24 Maret 2011   19:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:28 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

ketika jeda telah tiba
hati mestinya rela
karena mentari tak pernah mendendam
ktika bulan menggantinya kala malam
hanya trimakasih tuk sgalanya
dari ufuk timur hingga ujung senja
tuk hati yang sudi menemani dan berbagi
tuk ksempatan mnyeka tangis&meranum senyum
pegang erat sayapnya
ktika terbang dengannya
salam dan doa dari bumi
smoga sampai ke awang bahagia
bukalah pintu maaf
untuk sgala dosa
untuk smua yg telah berlalu
jika layak dikenang
titipkan pada hati
jika harus dilupakan biarlah menguap

1
jangan terlalu erat memegang sayap;
hatihati, nanti sayapnya patah.

2
sayap itu telah patah sbelum sempat ku pegang...
tak kuat menahan interval sbelum ku peluk...

3
Maafkan

4

oh, sayapsayap patah?

semilir angin bersiut lembut
gemuruh ombak kian berdebur
gemericik air yang mengalir
...menyampaikan kabar

sayapmu,
patah sebelah.

tidak masalah, Tuan
mari, aku kabarkan kepada Tuan
tentang sebuah kenyataan alam
akan adanya sebuah keanehan

dua ekor burung terbang bersamaan
dengan masingmasing sayap
patah sebelah.

5
indah....
menjelajah pasti arah..
berpegang lengan tanpa amarah..
tetap berdekap walau sungguh susah...

6
ada yg minta mf
ada yg memfkn,
ada yg pergi
ada yg dtng,
hidup memang 'ada yg-ada yg' gt,
...apapun itu,
yg penting :) all

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun