Indonesia saat ini menghadapi situasi yang disebut sebagai "darurat literasi." Berdasarkan beberapa survei internasional, tingkat literasi Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan negara-negara lain.
Literasi yang dimaksud tidak hanya terbatas pada kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga literasi fungsional, yang mencakup pemahaman dan kemampuan menerapkan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah sehari-hari. Fenomena ini memerlukan perhatian serius, terutama mengingat pentingnya literasi bagi kemajuan bangsa.
Menurut survei dari Programme for International Student Assessment (PISA) yang dilakukan oleh OECD, Indonesia berada di peringkat bawah dalam hal kemampuan membaca, matematika, dan sains. Pada tahun 2018, Indonesia menempati peringkat 75 dari 80 negara dalam kemampuan membaca. Selain itu, UNESCO juga mencatat bahwa minat baca masyarakat Indonesia masih rendah, dengan hanya 1 dari 1.000 orang yang memiliki minat baca tinggi.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat literasi di Indonesia, antara lain:
1. Terbatasnya Ketersediaan Buku dan Bahan Bacaan
Akses terhadap buku dan bahan bacaan berkualitas masih terbatas di banyak wilayah di Indonesia, terutama di daerah-daerah terpencil. Meskipun ada perpustakaan di berbagai daerah, jumlah dan kualitas koleksi buku sering kali masih kurang memadai.
2. Kultur Membaca yang Rendah