Mohon tunggu...
Muhammad Alif Fiandra
Muhammad Alif Fiandra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mas-mas biasa saja yang sudah divaksin tiga kali

Dengan kamu membaca bio ini saja, kamu sudah hebat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dialog Antar Stasiun

6 April 2022   16:41 Diperbarui: 6 April 2022   16:56 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pixabay.com/id/photos/kereta-api-peron-kereta-6858240/

Sudah dua tahun lebih aku tidak naik kereta. Rasanya kangen banget melihat satpam cantik stasiun, menunggu kereta datang, membersihkan toilet kereta. Sudah lama aku tidak mendapati momen-momen indah itu. Harus aku akui, naik kereta teramat seru. Apalagi kereta malam. Jugijagijugijagijug. Dari muka-muka ceria penumpangnya, aku bisa mengetahui orang ini mahasiswa, pedagang ataupun pelaku wisata. Hanya orang itu saja yang tidak aku tau, baru duduk di kereta sudah tertidur. Aku sibuk menerka-nerka apa kiranya profesi dia. Terlalu sulit terlalu rumit. Mungkin dia anggota DPR. Bukan karena kebiasaannya yang tidur saat sidang soal rakyat, tapi itu hanya tebakan tak mendasar saja. Ya kini pandemic sudah mulai reda, pergi keluar kota tidak perlu lagi tes cpns. Masalah satu mulai kelar, masalah lain bermunculan. Harga minyak yang meroket. Masyarakat menengah ke bawah menjerit. Halo Pak Luhut? Oh tenang sudah ada solusi dari Bu Megawati ya, kita bisa merebus, mengukus, membakar. Kerupuk rebus enak juga kayanya ya.

Saat ini kuliah kembali tatap muka, kurang antusias karena sudah nyaman daring. Tapi tidak apa-apa, setidaknya itu membuat rasa kangen naik kereta jadi terobati. Entah mengapa momen menunggu kereta adalah momen aku merasa cool. Sepatu, jeans, kemeja flannel dan membawa rice cooker membuatku merasa cowok paling keren se-stasiun Banyuwangi. Aku selalu memesan nomer kursi yang berada di pinggir kaca, tentu saja untuk mendukung tidurku. Ketika menuju nomer kursi pesananku, dalam hati selalu berharap sebelah atau depanku cewek cantik supaya aku bisa cuci mata selama 3 jam perjalanan. Ah ini terjadi lagi.

"Permisi mbak, saya 16E" kataku.

"Oh iya mas, mas saya boleh tuker ngga disini? Saya 16D. Saya kalo tidur pengen senderan kaca soalnya.

"Wah saya juga pengen senderan di kaca mbak. Mbak kalo mau senderan, di pundak saya aja nanti gapapa ehehe" jawabku dengan cengiran terbaik.

Dia langsung geser dan memberikan posisi 16E untukku. Bisa jadi dia setuju untuk nantinya senderan di pundakku atau justru karena teramat geli mendengar omonganku.

Dia adalah mahasiswa kampus unej. Sekampus denganku. Tapi aku tidak tau apa jurusannya. Masa iya aku harus memintanya untuk melihatkan tulisan di punggungnya. Logo kampus di lengan sudah cukup memulai obrolan ringan dengannya. Sayangnya aku tidak cukup berani untuk memulai. Dua orang penumpang di depan kami siap memantau apa yang akan kami bicarakan dan aku tidak nyaman mereka tau pembicaraan kami nantinya.

"KA Pandanwangi sebentar lagi akan tiba di stasiun Jember. Pintu keluar berada di sebelah kanan. Jangan membuka pintu sebelum kereta benar-benar berhenti" Pengumuman dari petugas KA sudah berkumandang. Saatnya bersiap-bersiap turun.

"Mas bisa minta tolong ambilkan tasku?" pinta cewek di sebelahku.

"oh iya mbak" jawab aku sangat siap, seperti tentara Rusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun