Kepada Yth.
Raja Abdullah bin Abdul Aziz Al Saud
di Kerajaan Arab Saudi
Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh
Wahai Raja Saudi Arabia yang Saya Hormati dan Dirahmati Allah
Melalui surat ini saya sampaikan rasa hormat saya kepada Anda yang sudi menerima saudara kami untuk bekerja di negara Anda. Dan terima kasih kami ucapkan jika Anda mau membaca surat ini dengan seksama. Demi rasa kemanusiaan dan rasa senasip sepenanggungan dengan saudara kami Satinah, yang saat ini berada dalam situasi genting. Situasi di mana Satinah hendak menerima hukuman Pancung dari Kerajaan Anda.
Situasi di mana Saudara kami Satinah harus menerima ekskusi (hukuman) dari Anda. Hukuman denda yang tak sedikit dan sepertinya saudara kami ini tak kan mampu membayar kewajibannya. Meskipun seluruh hartanya Anda ambil untuk membayar diyat yang telah ditetapkan oleh lembaga pengadilan di negara Anda.
Anda pun tahu dan kami menyadari bahwa bangsa kami tentu akan mampu membayar uang diyat yang Anda minta, tapi tahukah Anda, bahwa kenapa saudara kami sebangsa Indonesia selalu mendapatkan masalah di negara Anda. Dan setiap waktu itupun saudara-saudara kami selalu dan selalu mendapatkan ujian dan cobaan dari Allah SWT. Membunuh dan melakukan perbuatan nista di mana semuanya di luar kehendak kami. Kami tak perlu menduga, bahwa tak kan mungkin saudara kami membunuh tanpa sebab yang terpaksa mereka lakukan. Keterpaksaan tatkala kehidupan mereka di negara Anda merasa terancam. Dan sifat lemah mereka yang tak mampu menahan cobaan dari Allah SWT.
Tentu kami sadar bahwa saudara kami Satinah adalah seorang muslim seperti Anda. Dan saudara kamipun mengerti bahwa membunuh hukumannya qishash. Dan kami menyadari bahwa hukuman qishash pun sejatinya tak mampu kami lewati. Sama halnya hukuman diyat yang musti mereka bayar tatkala mereka melanggar hukum yang ada di Kerajaan Anda.
Wahai Raja Saudi Arabia yang dirahmati Allah
Semakin hari semakin santer saja pemberitaan yang menyangkut salah satu saudara kami, Satinah yang berjuang mencari nafkah di negeri Anda. Sosok sederhana dengan putri yang membutuhkan biaya untuk kehidupan mereka saat ini hingga dewasa kelak. Seorang anak yang menanti kiriman dari ibunya demi meneruskan nafas kehidupan mereka. Ibu dari anak-anak lain yang bernasip sama dengan mereka tatkala ibunya meninggalkannya demi sebuah penghasilan.