Â
Malam itu suasana begitu tenang
Cahaya temaram selimuti cakrawala
Insan-insan tertidur lelap dalam gelap malam
Angin semilir menghanyutkan mimpi-mimpi malam semakin dalam
Â
Dalam keheningan malam itu
Tak kusangka bumiku kembali terguncang
Air bah tiba-tiba tertumpah menghantam segalanya
Teriakan dan tangisan air mata menyeruak dikeheningan malam
Â
Kala itu .... bumi begetar tergoncang maha dahsyat
Asap mengepul membumbung gelapkan suasana
Magma tertumpah semburatkan api membara
Membakar segalanya tanpa tersisa
Â
Dalam keheningan malam itu
Hadirkan kembali selaksa luka dan puing-puing kehancuran
Jiwa-jiwa tenang kembali menangis meratapi bencana
Berteriak, mengerang-erang kesakitan, tubuh lemah tak berdaya
Â
Kini .....negeriku kembali menangis pilu
lautan air tertumpah di tengah-tengah tawa kami
tak satupun kami sadar bencana dahsyat itu kan datang
tenggelamkan sejengkal bumi yang kini dihuni
Â
Tubuh-tubuh lemah tertimbun longsoran tanah
Terjebak, terinjak, tertelan bumi yang marah
Berteriak, memohon diselamatkan
Jangan biarkan diriku mati disini
Â
Ku kira Indonesia tak lagi tenggelam dalam kepedihan
ternyata bencana demi bencana kembali datang
teruruk dalam raungan sukma mengiris dada
menggilas jiwa tenang dalam bongkahan duka
Â
Mungkinkah salah kita?
Mengapa bumi masih saja kita perdaya?
demi kepuasan, hutanpun rusak binasa
semua karena nafsu-nafsu serakah dunia
lupakan tangisan bumi pertiwi yang mulai renta
Â
Kini, tinggal puing-puing kayu tak bernyawa
menangis, merintih, takut tatkala bencana kembali datang
menghantam semua tanpa tersisa
tinggalkan duka nestapa tak sirna jua
Â
Ya Allah Ya Tuhan kami
Berikanlah kami kekuatan dan ketabahan
Agar kami tegar menghadapi setiap ujian dariMu
demi bangkitnya jiwa raga kami
membangun bersama bumi pertiwi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H