"Sy (saya) bersedia jd saksi ahli yg meringankan utk Florence," kata Indra J Piliang dalam akun Twitter pribadinya, @IndraJPiliang, Jumat (29/8) lalu.
***
Salah satu tokoh partai gokar yang harus pensiun dari partainya ialah Indra J. Piliang. Pemecatannya oleh ARB lantaran dukungannya kepada Jokowi-Jk. Tak disangka setelah tenarnya kasus Florence Sihombing di dunia internet, ternyata menjadi kesempatan tersendiri bagi politisi ini untuk mencari peruntungan.
Mungkin bahasa sederhananya aji mumpung, mumpung ada kasus bully membully lebih baik nimbrung turut membela terguga pelecehan masyarakat Jogja tersebut.
Terlepas kasus yang saat ini tengah bergulir pada gugatan penghinaan, Indra J. Piliang bak ksatria berkuda, atau ksatria bertopi yang tiba-tiba muncul di hadapan publik secara terang-terangan membela Florence Sihombing. sumber
Tentu saja harapannya namanya bisa naik peringkat, seiring tenggelamnya beliau dalam kiprah politiknya di tubuh partai Golkar dapat sedikit terobati dengan semangatnya yang katanya ingin membela FS.
Akibatnya, karena sikapnya ini, membuat para pembaca dan para netizen menganggapnya tengah mencari kesempatan. Bahkan ada yang menganggap langkah Indra J Piliang karena ingin numpang tenar.
Satu lagi korban bully akan muncul, tatkala persoalan berhubungan dengan media sosial. Semua orang mudahnya memberikan komentar dan tentu saja dengan mudah melakukan yang sama dan terlihat sangat berlebih-lebihan. Sudah dibully, ternyata pelakunya juga harus ditarik ke meja hijau. Kesialan dua kali.
Apakah langkah Indra J Piliang keliru?
Tentu saja yang mendukung Florence akan menganggap sikap Indra sangat terhormat karena mendukung orang-orang yang teraniaya meskipun karena ulahnya sendiri. Sebuah perbuatan yang tak dipikirkan masak-masak sebelum melakukannya. Berbeda jika yang menilai adalah masyarakat yang "tidak rela" jika Jogja dan masyarakatnya dihina dan dilecehkan.