Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Kawan Sejati, Ternyata Masih Ada

19 Maret 2015   12:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:26 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Katanya saat ini sulit mencari kawan atau teman sejati, karena mereka selalu mengharapkan balas jasa. Bahkan ada yang lebih sinis  lagi mengatakan bahwa saat ini teman hanya mencari keuntungan dari pertemanan, dan cenderung merugikan temannya. Benarkah demikian? Boleh jadi yang mengatakan bahwa tidak ada teman yang sejati pernah disakiti dan ditipu oleh satu-satunya teman. Ia mungkin tidak mencari teman sebanyak-banyaknya. Jadi, seolah-olah dunia ini sempit. Jika sudah berteman satu, maka cukup ia saja yang dijadikan sandaran dikala duka. Teman curhat dikala susah.

Tapi, lain lagi jika temannya tak hanya satu, mereka mencari teman di mana-mana. Bisa lewat medsos, termasuk kompasiana, atau teman yang kebetulan satu profesi. Tentu jika satu teman meninggalkan kita, pastilah ada teman lain yang menggantikan. Eeee ada juga yang memiliki teman, sejam atau dua jam langsung putus hubungan. Tentu ada yang salah dengan diri kita. Apakah kita terlalu protektif, permisif, jutek, mudah usil, atau mudah mengganggu urusan pribadi (privacy). Gak akan betah memiliki teman yang beginian. Apalagi yang mudah iri dan dengki dan tak suka melihat temannya bahagia. Gak bakalan selama hidup memiliki teman. Ya kan?

Banyak teman di sekitar kita,

teman yang bisa mengerti apapun keadaan kita.

Ia selalu hadir meski dalam keadaan duka.

Tapi teman yang terbaik untuk kita adalah Amal Kebaikan.

Karena ia akan menemani kita di saat tidak ada satupun naungan selain Naungan Tuhan

Saya termasuk yang menemukan teman sejati, meski tak pernah bertemu dan jarang bertegur sapa, karena satu profesi kami menjadi teman. Teman sesama guru. Ia teman yang tak ku kenal tapi kebaikan hatinya sungguh mulia.

Kejadian bermula tatkala selesai pelatihan di kota Gudeg Yogyakarta, ndilalah koper saya ketinggalan di bis. Maklum banyak pikiran apalagi sambil membawa siswa yang butuh pendampingan penuh. Tentu acapkali barang bawaan tertinggal. Saya kalut, bingung, sedih dan kecewa dengan diri sendiri. Kog saya bisa bodoh, lupa, pikun dengan bawaan sendiri. Apalagi Yogyakarta adalah kota besar yang tak kan mungkin ada saudara yang menolong. Apalagi meskipun punya keluarga, ternyata tak jelas juga keadaannya. Lepas komunikasi lantaran meninggalnya simbah dan belum mempertemukan dengan keluarga di Yogya.

Saya sudah mencari-cari sampai ke hotel, ternyata barang sudah tidak ada, karena saya menduga barang tersebut dikembalikan ke hotel. Saya sudah pasrah karena tidak mungkin barang saya yang berisi pakaian dan buku-buku akan kembali. Saya sudah mengikhlaskan karena ketika mengontak pihak panitia, ternyata belum memberikan jawaban pasti.

Alhamdulillah saya beruntung. Pak Eko, teman yang saya anggap jauh karena berasal dari Prop. Riau itu ternyata memiliki kebaikan hati yang luar biasa. Kebaikan hatinya tatkala rela mendidik anak ABK ini pun terpancar tatkala mengamankan koper saya yang tertinggal. Padahal bisa saja ia mengaku saja pemilik koper tersebut dan membiarkan pesawat membawanya sampai ke bandara Pekanbaru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun