Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ingin Kemaksiatan Selesai? Si Hidung Belang Mesti Sadar Diri

21 Juni 2014   02:26 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:57 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Banyak orang menjadi pesimis tatkala membicarakan persoalan lokalisasi, tidak hanya dampak yang harus ditimbulkan ketika lokalisasi tersebut dibubarkan karena dikhawatirkan setelah lokalisasi dolly ditutup para mantan pekerjanya justru membuka lapak di sembarang tempat. Memang benar adanya, karena kebijakan apapun tak kan berarti apa-apa jika para pencari kepuasan syahwat itu tak sadar diri bahkan justru selalu mencari-cari di mana para eks dolly tersebut mangkal.

Bukan tidak mungkin, meskipun para PSK tersebut sudah bubar, di antara mereka masih menyimpan nomor kontak sang pelanggan. Tidak hanya satu atau dua, karena pelanggan mereka bisa ratusan jumlahnya. Dan sudah dapat dipastikan ketika mereka tidak mendapatkan tempat khusus dampaknya perbuatan "bejat" tersebut dilakukan di mana-mana. Tidak perduli yang penting bagi mereka dapat memenuhi kebutuhan syahwat yang menyesatkan dan bagi pekerjanya mendapatkan uangnya.

Persoalan ini baru sebagian kecil dari persoalan besar yang terjadi, namun yang perlu digaris bawahi bahwa PSK ini ibarat dagangan. Jika dagangan ini tak ada satupun yang berminat maka sudah pasti lama-lama warungnya akan tutup bahkan bangkrut. Dan secara otomatis secara perlahan bisnis haram inipun akan karam ditelan jaman.

Tapi, apakah semudah itu kita menilai segalanya secara apriori? Kita menilai PSK sebagai perbuatan bejat tapi para hidung belang justru tidak mendapatkan sanksi apa-apa. Mereka para PSK bisa saja sadar diri dan bertobat dan kembali ke jalan yang benar, tapi jika ternyata para pemuja syahwat tersebut masih saja mencari-cari di mana keberadaan para eks dolly tentu saja jadi alamat buruk. Bisnis prostitusi model baru tidak kan pernah bisa diakhiri.

Para hidung belang bisa dengan mudahnya menggunakan jasa PSK dengan kelihaian mereka tanpa takut ditangkap aparat berwajib. Bisa saja para PSK ini mengaku menikah secara sirri dengan para pelanggannya, atau justru mereka menggunakan surat nikah palsu yang dijadikan alat untuk menipu pihak berwajib tatkala mereka terkena razia. Karena sampai saat inipun pemalsuan dokumen perkawinan tersebut masih saja terjadi. Dan yang lebih berbahaya lagi jika para mucikari bekerja sama dengan para pengelola hotel agar mereka diberikan keluasan dalam menjalankan aksi bisnis haram ini. Wajar ini bisa terjadi karena pihak pengelola hotel tak mau tau urusan pelanggannya yang penting hotelnya laris manis persoalan mau diapakan hotelnya mereka tak kan perduli.

Kembali pada persoalan keberadaan si hidung belang yang kadung kebacut lebih memilih perempuan bayaran daripada istri sendiri adalah mereka tetap saja menjadi penyakit dan penyebab lokalisasi dolly dan lokalisasi di manapun tetap bertahan. Sehingga tak akan berdampak apapun jika sebuah lokalisasi ditutup tapi si hidung belangnya tak sadar diri. Mereka mencari-cari cara agar hasrat haramnya dapat terpenuhi di tempat gelap tersebut.

Terlepas dari ditutupnya sebuah lokalisasi atau tidak yang terpenting adalah menindak secara tegas para hidung belang yang sengaja memancing dan menggunakan jasa prostitusi demi kepentingan syahwatnya. Tentu saja hukuman yang berat harus mereka dapatkan agar sedikit demi sedikit perbuatan keji tersebut dapat ditinggalkan. Dan jika para pengguna jasa PSK tersebut mulai sadar diri maka para PSK pun akan kehilangan pelanggan. Kalau sudah kehilangan pelanggan maka mereka pun akan mencari pekerjaan baru yang lebih baik dari pada pekerjaan yang diharamkan tersebut.

Salam gambar: poskotanews.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun