Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Indonesia Darurat Narkoba, Genderang Perang ditabuh

21 Januari 2015   13:20 Diperbarui: 20 November 2015   21:33 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="554" caption="Dua gembong narkoba asal Australia yang hendak diekskusi mati turut memicu keinginan Australia mencabut dubesnya dari Indonesia (Kompas.com)"][/caption] Narkoba, akhir-akhir ini menjadi tajuk utama yang nangkring di laman media berita nasional.

Hampir semua media massa baik cetak, elektronik maupun media daring begitu gencarnya memberitakan tentang barang haram ini. Tak hanya terkait peredaran narkoba yang sepertinya semakin menggila, juga karena para gembong pengedar narkoba hendak diekskusi mati. Sama gencarnya dengan perlindungan bangsa lain yang warganya hendak dieksusi.

Entah, apa yang ada dalam pikiran kepala negara mereka? Benarkah kartel narkoba sudah menguasai sejumlah negara pemasok narkoba ke Indonesia? Hingga negara-negara pemasok tersebut berniat mencabut duta besarnya dari Indonesia. baca disini

Boleh dikatakan saat ini Indonesia benar-benar darurat narkoba. Sebagaimana ungkapan Presiden Jokowi bahwa Indonesia tengah darurat narkoba. Dirilis oleh kompas.com edisi Selasa, 20 Januari 2015. 

Sudah banyak korban berjatuhan namun para produsen dan pengedar masih saja tumbuh dan berkembang di negeri ini. Untung saja Menkumham mendukung sepak terjang presiden dalam memberantas peredaran obat-obatan terlarang di negeri ini. baca disini

Beberapa hari yang lalu, Duta besar Belanda dan Brazil harus cabut dari Indonesia lantaran warganya dieskusi mati lantaran masuk dalam kategori penjahat narkoba kelas kakap.

Terpidana mati ini dieksusi pemimpin negerinya naik pitam. Mereka tak rela jika warganya dibunuh lantaran kasus peredaran narkoba di negeri ini. Dua hari berselang, pemerintah Australia juga ikut meradang dan melakukan lobi-lobi kepada pemerintah Indonesia agar tidak menghukum warganya.

Mereka berharap penjahat narkoba mereka tetap dilindungi bahkan dibebaskan seperti halnya dibebaskannya Corby beberapa waktu lalu semasa pemerintahan SBY.

Pertanyaan demi pertanyaan terus mengemuka dalam pikiran kita. Kenapa mereka begitu menggebu-gebunya membela warga yang bersalah besar karena telah meracuni generasi muda dengan narkona? Benarkah negara-negara tersebut benar-benar memfasilitasi peredaran narkoba demi merusak generasi muda kita?

Tak perlu banyak bertanya, sikap pemerintah Belanda, Brazil dan Australia menunjukkan sikap yang cukup mengejutkan. Dan pantas pula duga-duga muncul kenapa mereka begitu gencar melakukan logi supaya pelaku kejahatan ini dibebaskan.

Apakah narkoba juga merupakan komiditi yang sengaja diproduksi oleh ketiga negara tersebut demi mendapatkan penghasilan yang menggiurkan? Dan ataukah pemerintah setempat sudah tunduk kepada para bos atau mafia narkoba? Jika jawabannya iya maka sudah dapat ditebak, sejauh ini mereka benar-benar ingin Indonesia hancur lumur berkeping-keping lantaran tak hanya dijajah secara ekonomi, tapi dijajah dengan obat bius. Narkoba yang sejatinya membunuh generasi muda secara perlahan pun dijadikan alat untuk menjajah bangsa ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun