Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Budi Daya Lele di Kolam Plastik, Alternatif Sumber Protein

12 Juli 2013   18:34 Diperbarui: 11 Januari 2023   18:03 3738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13736341661254449234

 

Tidak sedikit kita mengeluh tentang banyaknya anak-anak yang terkena busung lapar, kurang gizi atau bahasa medisnya malgizi, di mana anak-anak mengalami kekurangan sumber gizi disebabkan atau kurang terpenuhinya kebutuhan protein keluarga hal ini pengaruh dari harga pembelian bahan makanan mengandung gizi dan dikonsumsi saat ini relatif mahal bahkan jika menghadapi bulan Ramadan harga jauh lebih mahal dari harga sebelumnya.

Ada pula seorang ibu rumah tangga yang kesulitan mencari sumber protein dari tempat yang dekat karena biasanya pusat penjualan ikan agak jauh dari tempat tinggal sehingga memungkinkan cost untuk berbelanja juga akan bertambah karena BBM juga sudah naik.

Namun, keputusasaan dan kesulitan itu tidak semestinya diratapi namun bagaimana mencari solusi, salah satunya dengan membudidayakan lele di kolam plastik yang selama ini mungkin sedikit orang yang memanfaatkannya karena biasanya peternak lele menggunakan media kolam permanen untuk membudidayakan lele mereka. Akan tetapi saat ini ada alternatif lain di mana kita tidak terlalu repot menggali dan membuat kolam permanen dengan biaya yang mahal akan tetapi dapat dikurangi dengan menggunakan plastik yang relatif agak tebal agar prosesnya lebih mudah.

Jika kita menghitung biaya untuk membuat kolam plastik (terpal), persiapan benih dan pakan tidak membutuhkan biaya yang tidak banyak, yaitu menyesuaikan kebutuhan dan target pemeliharaan yang penting ukuran produksinya hanya untuk keperluan keluarga walaupun berdasarkan pengalaman masih ada saja sisa lele yang bisa dijual.

Untuk pemeliharaan dengan kapasitas keluarga cukup menyiapkan dua atau tiga kolam plastik ukuran 4 x 3 m dengan kedalaman 1 meter (tergantung jumlah ikan yang mau dipelihara) dan pemberian pakan 3 x sehari akan lebih baik dengan menggunakan pelet. Pembuatan kolam menggunakan media terpal dibantu dengan rangka bambu dan diusahakan kuat sehingga kemungkinan keluarnya ikan karena kolam jebol dapat diminimalisir. Sedangkan air yang digunakan tidak harus diganti tiap hari karena lele dapat bertahan hidup pada air keruh sekalipun.

Pemanenan lele dapat dilakukan 3 - 4 bulan tergantung kebutuhan, akan tetapi jika ingin dikonsumsi sendiri tentu saja ukuran kolam juga dikurangi disesuaikan dengan kebutuhan. Sukur-sukur jika semua ikan dipanen tentu dapat dijual dengan harga 15.000/kg.

Dengan alternatif pemeliharaan di terpal, jika dimungkinkan setiap keluarga memiliki minimal untuk kebutuhan lauk bisa dipenuhi dan dijamin kebutuhan protein tidak akan kekurangan.

Dan alhamdulillah meski terkadang keuangan mengalami pasang surutnya tapi keberadaan lauk di halaman sangat membantu dapur agar tidak sampai kekurangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun