Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sketsa Wajah di Meja Makan

19 April 2022   06:05 Diperbarui: 19 April 2022   06:10 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di ruang tengah nampak meja pendek yang sudah penuh dengan makanan berbuka. Tak nampak tikar atau permadani yang terhampar di sana. Hanya beralasan keramik coklat.

Nampak pula aneka makanan yang bercirikan orang desa. Ada kolak, ayam yang dibuat opor, nasi dan gorengan tahu. Semuanya terhampar di meja yang luasnya tak lebih dari dua meter persegi itu.

Bacaan tadarus Al Qur'an dari toa masjid desa masih mengiringi senja itu. 

Jam dinding masih berdetik yang menunjukkan waktu pukul enam sore. Lima menit lagi waktu berbuka puasa pun tiba.

Di sisi mereka, dua anak tengah asyik bermain gadget. Udin bermain game tembak-tembakan, dan Mamat tengah menonton film anak-anak di sebuah kanal youtube kesayangannya. 

"Mah, puasa ini aku merasa ada yang kurang!" 

Tiba-tiba Mahmud mengutarakan sesuatu pada istrinya. Ada guratan kesedihan di sana. Kali ini ia mengungkapkan apa yang telah lama ia sembunyikan. Sebuah pergolakan batin yang terus dihantui rasa bersalah.

Istrinya hanya menoleh dan memandangi wajah suaminya yang menunjukkan wajah sedihnya. Sedangkan anak-anak pun seketika itu memandangi mereka berdua tanpa berkomentar sedikitpun. 

"Ada apa Pah? Apa makanan Mamah  kurang lengkap?"

"Enggak!" Jawab Mahmud. 

"Lalu, apa, Pah? Tanya istrinya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun