Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Vanuatu dan Netizen Indonesia, Militansi yang Berlebihan

29 Oktober 2020   05:02 Diperbarui: 29 Oktober 2020   05:10 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berawal dari sikap dan pernyataan seorang Perdana Menteri Negara Republik  Vanuatu, Bob Loughman yang begitu getol melayangkan kritikan kepada Indonesia. Perwakilan dari negara kecil di timur Australia tersebut seakan-akan memojokkan Indonesia atas pelanggaran HAM di negeri paling timur di Indonesia tersebut. 

Seorang perwakilan negara lain yang memang terobsesi untuk selalu memojokkan negeri ini ketika negeri ini tengah berperang dengan para pemberontak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau disebut dengan Istilah Organisasi Papua Merdeka (OPM). Di mana posisi negeri Vanuatu selalu saja seperti duri dalam pencapaian stabilitas di wilayah Papua Barat.

Sebagai seorang perdana menteri yang tidak tahu menahu persoalan negeri ini, Bob begitu mudah memprovokasi PBB untuk mendukung kebebasan Papua Barat dengan kata-kata yang selalu menyudutkan Indonesia tersebut.

Meskipun pada akhirnya, sikap berlebih-lebihan perwakilan Vanuatu tersebut mendapatkan reaksi keras dari perwakilan Indonesia Sylvani Austin Pasaribu yang dengan tegas menolak pernyataan Bob agar tidak lagi ikut campur urusan dalam negeri Indonesia. Bahkan Sylvani sampai menegaskan bahwa Vanuatu bukanlah representasi dari Papua maka tidak layak mereka mencampuri konflik internalnya.

Sikap Sylviani yang begitu tegas melawan propaganda pembebasan untuk Papua Barat yang dilakukan oleh perwakilan Vanuatu tersebut, semakin menunjukkan eksistensi negara kita bahwa persoalan di Papua Barat adalah persoalan internal negara Indonesia, tidak boleh dicampuri oleh negara lain yang tidak ada kaitannya dengan persoalan tersebut.

Bahkan jika diruntut betapa sikap Vanuatu terhadap kasus di Papua Barat seakan-akan mereka memang memiliki misi tersembunyi terkait ketertarikannya pada kemerdekaan Papua Barat. 

Sikap yang terlalu norak ditunjukkan oleh Vanuatu yang begitu militan mendukung OPM atau KKB untuk melancarkan aksi atas kemerdekaan wilayah Papua Barat tersebut. Dengan sikap norak Vanuatu, maka banjirlah hujatan dari netizen negeri +62 yang merupakan buntut dari propaganda norak dari negeri kecil yang menurut netizen tidak nampak di dalam peta.

Vanuatu Memancing Militansi Netizen Indonesia

Jangan dikira negeri Indonesia adalah negeri yang kecil yang mudah sekali menyerah atas tindakan provokatif negara lain. Terbukti apa yang dilakukan perwakilan Vanuatu dengan menyudutkan Indonesia langsung dibayar kontan oleh netizen negeri ini. 

Semua dari sikap tidak terimanya ketika negerinya disudutkan dan disalahkan atas beragam konflik di salah satu wilayah di bumi Cendrawasih tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun