Pada suatu hari Tuanku berkata
Ejalah huruf demi huruf
Belajarlah nak, sekata demi kata
Sebilang hingga berjuta-juta impian
Aku pun menjalaninya
Ku eja satu persatu
Kupahami makna dan tafsirnya
Hingga kusulit memahami apa maknanya
Guruku pun membimbingku mengisinya
Dengan tinta emas
Sayangnya sang Tuan berbeda titahnya
Belajarlah secepat mungkin
Laksana angin memecahkan karang
Dengan ombaknya yang maha garang
Akupun bingung
Apa yang harus aku pungut
Dari dua insan pembeda input
Dua insan pembeda tuntut
Akhirnya
Aku jalani dengan susah payah
Agar aku dibilang milenial
Segalanya serba internasional
Walau kadang kehilangan akal
By. MAA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H