Benarkah setiap orang berhak bermimpi? Sepertinya setiap orang akan mengatakan bahwa tak masalah bermimpi, karena mimpi juga tidak perlu modal alias tidak perlu membayar (free).Â
Sama seperti berangan-angan, misalnya saya besok mau jalan-jalan ke luar negeri. Atau esok hari aku mau membuat rumah bertingkat, atau yang lebih baik lagi saya ingin berangkat haji dan menghajikan orang-orang di sekitar saya.Â
Selayaknya membuang angin, setiap orang berhak dan bisa melakukannya. Seperti halnya mimpi di kala tidur, ia pun menjadi bunga tidur yang menghiasi malam-malam hening. Tiba-tiba hadir dan tanpa di minta. Menghiasi malam-malam yang membahagiakan bagi para pekerja. Karena mereka bisa merefresh fisik agar stamina menjadi sehat kembali.
Begitu pula setiap orang pun selalu bermimpi, kala itu ketika masih menyewa atau ngontrak, setiap hari selalu indah untuk menghayalkan memiliki rumah. Menghayalkan memiliki banyak anak yang baik-baik dengan kehidupan yang sejahtera dan membayangkan jika suatu saat nanti bisa terbang ke Makkah guna menjalankan ibadah haji dan umroh.Â
Gak kebayang kan bahagianya ketika mimpi itu terpenuhi? Yap. Itulah fenomena mimpi yang jangan pernah melarang apalagi menguburnya. Karena dari sanalah kehidupan ini terbentuk dan terwujud.
Layaknya orang dewasa, anak-anak pun selalu membayangkan sesuatu yang indah. Dalam fikirannya berterbangan hayalan dan imajinasi yang turut memberi warna dalam kehidupannya. Memberikan motivasi yang kuat untuk segera mewujudkannya.Â
Dan banyak hal yang bisa dan harus dilakukan agar mimpi tidak tercuri oleh kondisi yang melingkupi. Butuh energi yang maha dahsyat agar kekuatan mimpi itu berwujud.Â
Tak hanya menjadi angan-angan semu yang justru membuat seseorang menjadi malas melakukan sesuatu, atau takut untuk melakukannya. Jika seseorang sudah takut membuat mimpi, bagaimana ia akan meraihnya. Bagaimana mungkin ia menciptakan pesawat terbang, untuk memikirkan betapa bangganya bisa menciptakan moda transportasi udara ini saja sudah takut.
Menginginkan anak-anak yang sukses dan shaleh saja sudah takut, bagaimana mungkin akan melahirkan anak-anak yang sukses kehidupannya dengan keshalehan yang tinggi.
Meskipun ada saja yang beranggapan bahwa "tak perlu bermimpi tapi kerjakan saja" namun setiap pekerjaan tentulah harus difikirkan dahulu. Sesuatu yang kecil saja mesti difikirkan dan direncanakan jauh-jauh hari, apalagi pekerjaan besar yang outputnya juga gede. Ya kan..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H