Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mengintip Bisnis Barang Bekas di Era Millenial

11 April 2018   05:24 Diperbarui: 11 April 2018   15:08 6177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepertinya dunia bisnis memang ndak ada matinye (meminjam bahasa Betawi). Di manapun di sudut bumi, dunia bisnis selalu saja menarik untuk dikulik, dilihat dan dicoba. Termasuk bisnis jual beli yang menurut sebagian orang nggak keren karena yang dijual adalah barang-barang bekas. 

Seperti yang dilakukan Sutono (bukan nama sebenarnya), seorang guru sekolah dasar, sejak beberapa tahun yang lalu berhasil menyulap rongsokan (barang bekas/loak) menjadi barang yang bernilai ekonomis.

Dunia bisnis memang seharusnya dikerjakan tanpa melihat apa rupa yang diperjualbelikan-selain produk yang dilarang pemerintah- tentu melakukan jual beli barang rongsokan pun ternyata menyita perhatian karena keuntungannya berlipat ganda.

Sutono yang sehari-harinya melakukan ekspedisi dan hunting di berbagai loak untuk mencari barang-barang bekas ternyata membuatnya memiliki tambahan penghasilan, meskipun dalam kondisi gaji yang tinggal sisa. Dengan bermodalkan percaya diri, barang bekas (rongsokan) yang umumnya berasal dari onderdil kendaraan ini ternyata begitu menguntungkan. 

Bagaimana tidak menguntungkan jika barang tersebut dibeli dengan harga kiloan sesuai harga pasaran barang bekas, ternyata mampu dijual dengan harga batangan. Misalnya semula dibeli seharga 20 ribu eh giliran dibersihin dan diutak-atik lagi bisa laku 200 ribu. Apa nggak gila? Produk yang begitu minim nilainya di hadapan orang ternyata bisa disulap menjadi produk mahal.

Saya teringat dengan bisnis jual beli mobil kuno yang awalnya hanya ratusan dolar, setelah dipegang oleh kolektor mobil bekas dan dipermak dengan sedemikian rupa ternyata berubah menjadi kendaraan yang harganya fantastis. Nilainya bisa berlipat-lipat harganya dari mobil baru keluaran Jepang misalnya.

Sungguh bisnis yang membuat pelakunya bisa menikmati keuntungan yang menggiurkan.

Serba-serbi Bisnis Barang Rongsokan

Jual beli atau bisnis barang bekas (rongsokan) ternyata juga beraneka warna. Dimulai dari usaha yang hanya mengumpulkan barang bekas untuk kemudian dipilah mana yang besi, kuningan, aluminium, plastik dan sebagainya tanpa melakukan usaha untuk mengubahnya menjadi bentuk lain yang lebih berharga tinggi. 

Cara konvensional

Para pengepul barang bekas bermodalkan usaha mengumpulkan penjualan dari para pencari rongsokan di kampung-kampung. Biasanya para pengepul mendapatkan keuntungan lantar harga beli dari masyarakat terlampau murah. Sebab, bagi sebagian masyarakat menganggapnya tidak berharga. Mungkin mereka beranggapan "kalau sampah ya harus dibuang" tanpa memikirkan betapa sampah itu masih bisa bernilai jika memahami cara pengelolaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun