Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sebab Anda Tidak Berhak Menuntut Pasangan

15 April 2018   07:42 Diperbarui: 15 April 2018   13:42 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu ketika, terjadilah percakapan antara pasangan  yang baru saja menikah. Pembicaraannya kurang lebih "Bang, kita sudah menikah, kapan Abang membelikan aku mobil?"Yang lain menjawab, "Mobil apaan, nyari pekerjaan aja susah!" Ada juga yang menjawab "Sabar ya... mobil kan mahal jadi gak bisa cepat kebeli."

Masih beruntung jika buntutnya hanya percekcokan kecil, karena akan menjadi berabe jika muncul kata-kata "berpisah" tentu gak keren kan?

Percakapan di atas hakekatnya banyak dialami pasangan pernikahan. Tidak memandang latar belakang mereka. Entah golongan pejabat atau golongan melarat, berpendidikan tinggi atau yang lulusan sekolah dasar sekalipun, Jika berkaitan dengan persoalan "harta" sungguh tidak bisa dielakkan. Meskipun adapula yang tidak pernah mengalami debat sambel, namun ketika berbicara tentang sebuah keinginan yang tinggi tentu sebuah persoalan. Percakapan yang seringkali berbuntut emosi dan percekcokan, muaranya pada sikap menuntut pasangan.

Pertanyaannya: "Bolehkah salah satu pasangan saling menuntut?" Ya nggak lah, kan bukan Jaksa!... hehe. Memangnya pasangan kita adalah seorang jaksa yang menuntut terdakwa agar dihukum dengan hukuman yang berat? Nggak kan? Dan bukankah pernikahan itu diniatkan berdua dan bukan terpaksa? Kalau sudah diniatkan berdua dan dilakukan atas dasar suka sama suka alias cinta, mengapa salah satu pihak harus menuntut pihak yang lain, meskipun dalam agama memiliki derajat sama (equal). 

Bukanlah sesuatu yang patut untuk saling menuntut, akan tetapi bersama-sama memenuhi impian adalah lebih utama.

Pernikahan itu ikatan suci, butuh mengerti dan kesadaran tinggi

Setiap pasangan tentu menginginkan kehidupannya sempurna, tak ada cacat sedikitpun dalam mengayuh bahtera yang indah itu. Di mana perjalanannya penuh aral rintang, onak duri, batuan terjal, masalah, tikungan, dan sederet persoalan yang akan selalu muncul seiring sejalan  dengan perjalanan kehidupan manusia yang kadang tidak bisa ditebak. Karena begitu banyaknya persoalan maka bukan wilayahnya untuk saling menuntut atas kekurangan yang di derita dalam bahtera rumah tangga itu.

Jika diibaratkan ketika sebuah kapal itu oleng, maka tidak lantas antara nahkoda, awak kapal dan penumpang saling menyalahkan. Akan tetapi bagaimana mencari keseimbangan supaya perjalanannya menjadi tenang kembali. Sang nahkoda akan menentukan betapa petunjuknya amat dibutuhkan agar semua penghuni perahu menjadi tenang. 

Begitu pula awak kapal juga berperan dalam turut mengendalikan situasi, misalnya memberikan dukungan kepada segenap penumpang agar tidak panik sekaligus mempersiapkan kendaaraan untuk menyelamatkan penumpangnya jika kondisinya tidak memungkinkan. 

Bukan justru setiap orang saling menyalahkan dan mencari keselamatan diri ketika bantuannya amat dibutuhkan. 

Dalam kondisi yang labil tidak elok rasanya jika merasa paling benar dan menyalahkan satu di antaranya,  toh perjalan bahtera itu sudah direncanakan dengan matang dengan seperangkat perlengkapan yang menjamin keamanan perjalanan tadi. Jika bencana datang, tentu langkah terbaik adalah bersatu padu mencari solusi bukan justru saling menyalahkan apalagi melarikan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun