Gambar: Dengan media komunikasi hubungan tetap bisa terjalin meski terpisah jarak (dok. Pribadi)
Hidup ini dipenuhi serba kemungkinan. Kadang sesuatu itu seperti tidak menimpa kita, eh ternyata di lain waktu justru kita menjalaninya. Apa itu? Ia adalah menjalin hubungan jarak jauh, atau long distance relationship (LDR). Sedih
Seperti saya sendiri yang kini sudah mempunyai putra 3 orang, ternyata harus berpisah untuk sementara waktu. Sang istri terpaksa harus menjadi TKW di luar negeri.Â
Cukup menyentak perasaan sih, karena tidak pernah sekalipun saya menginginkan perpisahan yang meski sementara ini. Tapi karena sebuah persoalan pribadi, maka pasangan memilih bekerja di luar negeri.
Apakah aneh? Tidak. Karena di luar sana ada banyak wanita yang meniti karir atau bekerja di perantauan sebagai buruh migran. Baik bekerja pada sektor formal maupun informal.Â
Ada satu alasan yaitu "kebutuhan yang mendesak atau kepepet" atau karena iming-iming gaji besar.
Meskipun bukan saya sendiri yang mengalami, lantaran harus terpisah jarak bertahun-tahun, tentu memicu persoalan tersendiri. Seperti; memendam rindu, kebutuhan primer pasangan yang tidak terpenuhi, anak-anak yang kurang perhatian, dan yang pasti penuh dengan risiko perselingkuhan.Â
Perselingkuhan kerap terjadi pada pasangan yang terpisah jarak lantaran kebutuhan kasih sayang keduanya tidak terpenuhi.Â
Namun demikian, semua tergantung pribadi masing-masing yang menjalani.
Lalu, bagaimana saya dan boleh jadi pasangan lain menjalaninya? Seperti banyak dibahas dalam artikel lain, sebagai berikut:
Pertama, komitmen. Yup. Komitmen atau prinsip kedua pasangan yang rela berpisah dengan tetap konsisten pada kelanggengan pernikahan.