Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Apa Jadinya Jika Bantuan Siswa Dipakai Bayar Kredit Motor

8 Januari 2016   19:56 Diperbarui: 9 Januari 2016   12:25 1619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebenarnya jika dibilang repot atau sulit sih tidak juga, asalkan semua pelaku kebijakan sampai penerima bantuan bersikap amanah atau konsisten menggunakan bantuan dari pemerintah ini sesuai peruntukannya, tentulah tidak jadi kendala. Tapi anehnya, meskipun tujuannya baik jika ternyata penerima bantuan ini memanfaatkan dana bukan untuk peruntukannya tentu menjadi masalah yang krusial. Bila pemangku kebijakan menyelewengkan dana tersebut disebut korupsi, kalau penerimanya juga menyelewengkan dana itu berarti bisa disebut korupsi. 

Dana yang semestnya untuk pembelian perlengkapan sekolah, ternyata membeli perlengkapan lain yang sama sekali jauh dari tujuan semula.

Ada kegamangan tersendiri ketika mengalokasikan dana bantuan untuk siswa ini, pertama, jika dana itu diserahkan ke sekolah, kebanyakan sekolah juga kerepotan lantaran harus meneliti dan menghitung benda-benda apa saja yang dibutuhkan siswa. Kalau diseragamkan tentu orang tua siswa banyak yang komplain lantaran tidak sesuai kebutuhan mereka. Padahal jika dilaksanakan oleh sekolah, tentu penggunaannya lebih jelas. Asalkan pihak sekolah juga amanah, tentu tidak perlu dikhawatirkan adanya penyimpangan dana. Tapi sekali lagi, orang tua seringkali tidak menerima dengan puas, atas apa yang sudah dibelikan sekolah.

Kedua, jika dana tersebut diserahkan kepada orang tua, maka masalahnya adalah benar atau tidakkah orang tua membelikan kebutuhan sekolah anaknya, bukan sebaliknya justru memanfaatkan uang itu demi kebutuhan hidup keluarganya. Lalu, apa fungsi bantuan siswa kalau tidak dimanfaatkan secara konsekuen. Jika alasannya anak sudah memiliki semua kebutuhan dan uang itu disimpan tentu tidak menjadi persoalan. Yang menjadi persoalan apabila bantuan itu digunakan pada hal yang tidak menyentuh kebutuhan anak sekolah.

Sekolah perlu memberikan teguran dan sanksi jika dana bantuan siswa itu disalahgunakan

Sejatinya sekolah pun tidak memiliki wewenang membatasi penggunaan bantuan tersebut, lantaran sekolah hanya berwenang membagikan serta memberikan pengarahan. Selebihnya diserahkan pada pihak penerima. 

Tapi jika kondisi orang tua justru bertolak belakang dengan tujuan semula, maka dengan melakukan koordinasi dengan dinas terkait maka selayaknya bantuan itu ditahan dulu, sampai orang tua benar-benar menggunakannya dengan tepat. Bolehlah dilakukan surat panggilan dan teguran terlebih dahulu, agar orang tua menyadari kesalahannya. 

Jika setelah ditegur ternyata masih saja membandel, maka ada baiknya pengalokasian bantuan itu diserahkan pada kebijakan sekolah atau pemerintah dengan mengacu pada teknis dan aturan yang berlaku.

Namun lagi-lagi pihak sekolah selalu saja berbenturan dengan kebijakan dan para wartawan yang cenderung menilai kebijakan sekolah ini dianggap sebagai pelanggaran. Jangankan untuk menahan dana bantuan, membelikan barang yang harganya dianggap tidak sesuai saja sudah menjadi persoalan hukum.

Kita, berharap, segala macam bantuan bagi siswa itu benar-benar membantu orang tua dalam mempersiapkan masa depan pendidikan anak-anaknya. Toh jikalau dana itu masih teramat sedikit, penggunaan dana yang tepat sasaran akan berdampak positif bagi kelangsungan pendidikan anak-anaknya, sampai pemerintah benar-benar mampu mencukupi semua kebutuhan siswa hingga ke jenjang pendidikan selanjutnya.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun