Beruntung sekali rakyat Indonesia memiliki presiden yang konsisten memegang janji-janjinya, bagaimana beliau dan jajaran pemerintahannya ingin melindungi negara ini dari jeratan racun narkoba tersebut. Meskipun banyak pertentangan dan ancaman ditariknya duta besar negara yang katanya "SAHABAT" itu. Mereka menggunakan dalih Sahabat agar Indonesia tidak bergeming.
Mereka seolah-olah memaksa Presiden Jokowi mengikuti aturan dan perintah mereka. Membatalkan eksekusi mati penjahat kemanusiaan tersebut dengan dalih kemanusiaan. Kemanusiaan yang mana? Lah wong mereka jelas-jelas penjahat kemanusiaan kog tidak boleh diadili? Sudah jelas bahwa gembong narkoba adalah pembunuh hak-hak manusiawi yang ingin menikmati kehidupan dengan rasa aman dari ancaman narkoba kog katanya melanggar hak-hak kemanusiaan? Sebuah pola berpikir pemimpin negara maju yang tak lagi mengindahkan derajat kemanusiaan itu sendiri.
Namun sekali lagi saya bersyukur. Bahkan semua rakyat Indonesia yang membela kemanusiaan dan menghendaki rakyatnya terbebas dari ancaman narkoba pemerintah bersikap tegas mengadili siapa pun yang hendak merusak generasi muda yang sejatinya adalah calon penerus bangsa ini.
Jika para pemimpin negara seperti Tony Abbot mengatakan Jokowi melawan nilai-nilai HAM atau kemanusiaan, sepertinya mereka harus membaca puisi ini:
Wahai para pemimpin negeri
negeri yang katanya menjunjung kemanusiaan
kenapa justru menjadi penjahatnya?
membela pembunuh kemanusiaan itu?
Wahai para pemimpin negeri
apakah Anda tidak melihat?
berapa ribu bahkan jutaan rakyat tergoda