Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Dimana Ada Tunjangan Guru, Peran Operator Sekolah Amatlah Urgent

14 April 2015   07:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:08 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Gambar : Ilustrasi operator dapodik (sumber : lenterakecil.com)"][/caption] Operator Dapodik, seperti yang akhir-akhir ini banyak dibicarakan di media sosial seperti facebook, ternyata memancing perhatian saya untuk menuliskannya di sini. Terus terang saya turut merasakan betapa beratnya beban seorang operator sekolah (admin sekolah) yang harus berjibaku dengan berkas-berkas dan laporan kinerja guru dengan akurasi yang tepat. Karena ditangan para operator sekolah inilah ujung tombak data-data yang akurat sangat dipertaruhkan. Tentu saja dikembalikan pada tingkat integritas operator ini dengan di bawah pengawasan kepala sekolah tentunya semua data yang di upload itu benar dan bukan abal-abal. Karena jika data yang diberikan tidak akurat maka yang terjadi, pemerintah akan sulit melakukan pemetaan terkait kondisi sekolah, tenaga pendidik dan kependidikan serta kondisi siswanya. Bagaimanapun juga, meskipun kerja operator sekolah dianggap ringan, mereka sebenarnya menanggung beban tugas yang cukup berat. Ketika tugas hariannya harus dipenuhi dengan seabrek input data, ternyata kondisi penghasilannya kurang begitu terpenuhi. Hal tersebut disebabkan karena selama ini operator sekolah juga merangkap guru kelas. Jadi beban guru ini pun bertambah selain mendidik siswanya, ia juga harus mempersiapkan laporan yang harus selalu tepat waktu. Walaupun kerja operator sekolah tidaklah ringan, tapi ketika berbenturan dengan sulitnya mengupdate data terkait perubahan kurikulum KTSP ke Kurtilas, dan sampai sejauh ini banyak dikeluhkan para operator, ternyata mereka acapkali mendapatkan amarah dari para guru ketika data-data yang diupload tidak juga selesai. Pihak sekolah menjadi kalut lantaran itu tannggung jawab sekolah terutama kepala sekolah yang harus mempersiapkan semuanya berdasarkan permintaan pusat, begitu juga pemerintah sendiri yang sulit mengontrol kinerja operator ini lantaran operator sekolah saat ini banyak dipegang oleh guru honorer dengan honor yang kecil dan guru yang merangkap juga sebagai wakil kepala sekolah. Boleh jadi inilah asal muasal masalah kenapa update data selalu mengalami kendala. Namun demikian, meskipun berat tugas operator sekolah, ternyata ada beberapa persoalan yang turut memicu keterlambatan upload data di pihak admin sekolah. Sebagai berikut: 1. Operator sekolah juga guru di sekolah tersebut Selama ini operator sekolah dikerjakan oleh guru yang ditunjuk oleh kepala sekolah, bukan operator khusus yang ditugaskan menghandel semua data sekolah, guru dan siswa. Sehingga apa yang terjadi, guru yang kebetulan juga memiliki tugas sendiri yang harus mengajar di kelas, tugas pokoknya menjadi terhambat. Padahal semestinya kendala-kendala tersebut tidak terjadi jika ada satu orang operator sekolah yang kontinyu dan konsisten bertanggung jawab terhadap akurasi data persemester. Ketika para guru yang ditugaskan menjadi operator harus disibukkan dengan perangkat pembelajaran, persiapan ujian misalnya, tentu dapat diduga bahwa kinerja sebagai operator pun akan terhambat. 2. Operator sekolah merangkap wakil kepala sekolah Seperti yang terjadi di sekolah saya saat ini, seorang operator dapodik ternyata juga merangkap sebagai wakil kepala sekolah yang juga harus mengerjakan tugas apabila kepala sekolah memberikan tugas mendesak. Seperti misalnya mengikuti pelatihan berhari-hari karena kepala sekolah yang berhalangan hadir. Kondisi ini menyita perhatian guru yang bersangkutan, ketika ia harus mengajar, ternyata pun harus mewakili tugas kepala sekolah. Belum lagi tugasnya sendiri ketika ditunjuk mengikuti pelatihan di luar daerah, maka secara otomatis siswanya pun akan terabaikan. Tentu saja hal ini dapat diminimalisir apabila, seorang operator adalah penunjukan khusus dari pemerintah pusat. Paling tidak penuugasan dari pemerintah daerah yang benar-benar ahli dalam IT, sehingga tugas mereka tidak setengah-setengah dan tidak terkendala oleh tugas lainnya. 3. Karena bukan pegawai khusus operator sekolah, maka sekolah menganggarkan dari dana BOS Sudah menjadi pengetahuan umum, bahwa dana bos yang diperoleh tiap sekolah akan berbeda-beda tergantung banyaknya siswa. Itupun banyak dihabiskan untuk mencukupi kebutuhan pokok sekolah, termasuk membayar listrik, membeli sarana dan prasarana pembelajaran, pembiayaan pemeliharaan sekolah, ditambah lagi untuk membayar gaji honorer. Jika dana bos yang hakekatnya sudah dialokasikan pada hal-hal yang urgen terkait kegiatan sekolah, bagaimana mungkin untuk membiayai operat sekolah? Apakah lebih baik operator sekolah adalah pegawai khusus yang merupakan pengangkatan pegawai yang diambil dari jurusan IT (komputer) yang tugasnya akan lebih optimal. Tidak seperti sekarang ini, banyak kendala terkait cara menggunakan aplikasi dapodik termasuk padamu negeri yang cukup menguras energi karena harus memberikan bimbingan dan pelatihan yang tak sedikit. 4. Karena honor operator sekolah kecil, guru-guru mau tidak mau ikut mengiur operator sekolah Mungkin kondisi ini di semua sekolah akan sama saja, di mana karena honor operator sekolah sangat kecil, tentu secara sukarela para guru menyumbang atau memberikan sebagian  tunjangan profesi tersebut untuk diberikan kepada operator sekolah. Apa yang dilakukan oleh guru cukup membantu para operator sekolah. Tapi akan lebih baik jika operator sekolah sudah mendapatkan gaji sendiri dari pemerintah. Jadi mereka tidak membebani guru dengan membayar operator sekolah meskipun jumlahnya kecil dan seikhlasnya. Paling tidak, ketika operator sekolah adalah orang-orang yang memang berkompeten dan memiliki tugas yang sangat urgen, maka pengangkatan operator selain pegawai yang sudah menjadi guru tentu lebih baik lagi. Karena ketika guru yang semestinya bertugas di kelas, ketika harus mengerjakan laporan dapodik tentu akan menghambat tugas pokoknya terhadap para siswanya. Semoga saja kedepannya, para operator sekolah adalah pegawai khusus dari pusat atau daerah yang berstatus PNS, dan ia tidak mendapatkan tugas tambahan sebagai guru apalagi seorang honorer yang mendapatkan gaji kecil dari dana bos. Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun