Beberapa hal yang saya lakukan ketika membina anak autis, pertama saya memperkenalkan pada alat peraga yang akan digunakannya dalam menyelesaikan persoalan, meski dengan bantuan guru ternyata mampu melakukan seperti apa yang telah diajarkan sebelumnya.
Kedua, saya berusaha memahami bahwa anak autis tidak dapat dipaksa sesuai dengan kehendak kita, akan tetapi kitalah yang semetinya memahami kondisi karakter siswa, termasuk apa yang disukai dan mana yang tidak disukai.
Pada session terakhir saya memberikan beberapa soal tertulis maupun soal paket tujuannya untuk melatih mereka menyelesaikan soal sederhana disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa dan materi yang semestinya dikuasai.
Selama pembinaan anak tersebut cenderung teringat dengan hal-hal yang disukainya sehingga menuntut saya untuk memberikan support dan semangat dengan meyakinkan bahwa "kamu bisa" asal mau belajar dengan tekun cita-cita akan segera terwujud. Oleh karena itu anak akan merasa tertantang untuk mendapatkan apa yang dicita-citakan.
Jangan pernah membohongi anak. Karena sekali saja kita membohongi mereka maka memori mereka akan mengatakan bahwa kita adalah pembohong.
Anak Autis & Guru SLB N Metro/Doc. Pribadi
Pada akhirnya, berkat keuletan dan kesabaran target juara pertama tingkat propinsi dapat tercapai. Namun demikian pelatihan terus menerus diadakan sehingga dengan pembiasaan penanganan persoalan nyata dapat diselesaikan dengan baik untukmempersiapkan mereka ke tingkat nasional yang tentunya membutuhkan kemampuan yang lebih dari biasanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H