Dan hebatnya Corby dapat menikmati tempat tinggal mewah di Bali dengan harga sewa yang cukup fantastis. Siapa yang tidak akan menaruh curiga atas kebebasan Corby. Bahkan meskipun dinyatakan dilarang melakukan press conference, ternyata melalui kakak perempuannya Mercedes Corby justru Corby sengaja membalikkan fakta karena menganggap penangkapannya adalah karena dijebak oleh komplotan narkoba. Sumber rakyatmerdeka.co.id. Sebuah ironi dan perlawanan seorang pelaku kejahatan yang menyesakkan.
Banyak pihak menduga bahwa dibebaskannya Corby karena pemerintah mendapatkan desakan dari pemerintah Australia. Karena selama ini pemerintah Indonesia dianggap hidup di bawah bayang-bayang AS dan Aussie karena kerjasama kedua negara.
Apa yang terjadi di antara keduanya hakekatnya antara langit dan bumi. Sosok Ustadz Felix sejatinya datang ke AS mengembang misi suci ingin berdakwah justru ditentang dan terkesan dipersulit dengan alasan yang tidak masuk akal. Dengan kata lain, bahwa pemerintah AS begitu tegasnya terhadap pendatang baru yang "bersih" karena ingin berdakwah dengan membuat alasan-alasan tertentu terkait visa seseorang, tapi sangat kontradiktif dengan apa yang dialami oleh Schapelle Corby yang jelas-jelas mengedarkan narkotika yang ancaman pidanya adalah hukuman mati.
Seperti tak punya nyali, Pemerintah RI justru memberikan angin segar terhadap pelaku kejahatan internasional tersebut dengan kehidupan yang nyaman dan bebas melakukan kejahatan di Indonesia. Boleh jadi apa yang dilakukan Corby sudah bertahun-tahun lamanya tanpa diketahui oleh pemerintah khususnya kepolisian RI. Dengan mudahnya Corby berkunjung ke Indonesia dengan alasan kunjungan biasa sebagai wisatawan, tapi ternyata berbisnis barang "haram" yang merusak dan membunuh generasi muda.
Melihat fakta ini siapakah yang tidak mengelus dada karena kebijakan kedua negara yang sangat terbalik? Begitu ketat dan kerasnya AS dalam memberikan hukuman kepada siapapun yang mereka anggap melanggar aturan dan undang-undang -meskipun pelanggarannya seperti mengada-ada- dibandingkan pemerintah RI yang justru begitu lemah dalam menindak kejahatan yang sistematis. Upaya yang direncanakan jauh-jauh hari untuk merusak generasi muda melalui narkoba.
Apa yang terjadi terhadap Ustadz Felix Siauw sejatinya sebuah tamparan keras terhadap pemerintah RI karena AS lebih berani mencekal warga negara Indonesia yang notabene seorang pendakwah dan mengajarkan kebaikan kepada sesama daripada melihat langkah pemerintah RI sendiri terhadap seorang pengedar mariyuana yang jelas-jelas meracuni warga negara sendiri dengan racun narkoba.
Jika melihat kebijakan yang serba carut-marut ini, apalagi yang dapat kita sandarkan kepada pemerintah kita yang semestinya melindungi warga negaranya? Entahlah....
Salam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI