Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tatkala Orang Tua (Terlalu) Mengeskploitasi Anak Disabilitas

31 Mei 2014   04:39 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:55 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/Kompasiana (tribunnews.com/iStockphoto)

Dan yang lebih membuat saya miris adalah tatkala pemerintah memberikan Bantuan Siswa Miskin (BSM) justru para orang tua menggunakannya untuk keperluan lain yang tidak berkaitan dengan urusan pendidikan anak-anaknya. Seperti membeli keramik, pakaian dan lain-lain yang sama sekali tidak berhubungan dengan pendidikan bagi anak-anaknya. Kontan saja, meskipun setiap tahun anak-anak ini mendapatkan bantuan dari pemerintah melalui sekolah, justru orangtuanyalah yang banyak menikmati ketidak mampuan anak-anaknya. Mereka menganggap anak-anak mereka sebagai alat pencetak uang dan sedikit sekali tanggung jawab mereka terkait bantuan dari pemerintah ini. Wajar saja setelah saya amati anak-anak ini masih saja terlihat kumuh, ada saja siswa yang tidak berganti pakaian dan buku-buku serta alat belajarmereka yang selalu saja tidak tercukupi.

Fakta inilah yang membuat saya prihatin, tatkala pemerintah sudah memperhatikan kondisi anak-anak disabilitas justru para orang tua memanfaatkan anak-anak mereka untuk memperoleh kekayaan. Dan lebih dari itu mereka menganggap anak-anak disabilitas ini sebagai anak yang bisa dimanfaatkan tenaganya demi meringankan pekerjaan mereka.

Semoga saja kedepannya para orang tua penyandang disabilitas tetap memanusiakan mereka seperti anak-anak sebayanya. Memberikan mereka kesempatan untuk berkembang dan bersosialisasi tanpa diberikan beban yang melebihi kemampuan mereka.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun