Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Perlukah Anak Menguasai Bela Diri Sejak Dini?

12 Agustus 2014   17:00 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:45 975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14078279361696717205

Tujuan pokok dari belajar bela diri tentu saja ingin membela diri dari kekerasan dan kejahatan. Tentu saja berharap tidak diri sendiri saja yang terhindar dari kejahatan karena diharapkan akan dapat membantu orang lain yang tengah terancam dengan pertimbangan yang logis, yakni tidak membahayakan diri sendiri.

Begitu pentingnya bela diri bagi anak-anak, tentu saja bersinggungan dengan pembentukan karakter atau kepribadian si anak. Jika ajaran tentang bela diri tidak diawali dengan mengajarkan tentang bela jiwa (mengendalikan emosi) dan pendidikan karakter tentu akan ada dampak negatif yang menyertai kehidupan dan tumbuh kembang sang anak. Misalnya anak justru menjadi sosok yang keras kepala, suka menyakiti dan menyelesaikan konflik atau persoalan dengan kekerasan.

Padahal, jika sebuah persoalan ditelaah, hakekatnya tidak semua persoalan dapat diselesaikan dengan kekerasan dan arogansi. Ada banyak bukti yang menjelaskan bahwa penyelesaian sebuah konflik dengan kekerasan justru akan menambah kekerasan baru. Tentu saja terdapat aspek yang mesti dilihat, apakah kekerasan itu perlu dilakukan demi mencegah sesuatu yang lebih parah atau sebaliknya. Nah, jika dengan kekerasan tidak dapat menyelesaikan konflik dan persoalan maka sepatutnya dan semampunya diselesaikan dengan jalan damai.

Banyak terdapat kasus kekerasan antar siswa, ternyata dilakukan oleh anak-anak yang mempunyai kemampuan bela diri. Mereka merasa memiliki keberanian lebih dan kemampuan memukul dan menendang karena pernah dilatih bela diri. Sikap arogan ini tumbuh seiring perjalan hidupnya dan tentu saja bentukan lingkungan yang mungkin saja dipenuhi dengan kekerasan-kekerasan secara emosi dan fisik yang menjadi embrio berkembangnya benih kekerasan pada anak.

Akan tetapi, ketika karakter baik sudah tercipta dalam diri anak, tentu saja pendidikan bela diri menjadi sebuah kebutuhan bagi anak tatkala berhadapan pada situasi lingkungan yang seringkali membahayakan kehidupan anak. Paling tidak pelajaran agar anak berani melawan, berteriak jika pelakunya orang-orang yang lebih dewasa serta pelajaran tentang teknik menangkis serangan dan melepaskan cengkraman dari pelaku kejahatan serta pukulan sederhana agar sang anak terlepas dari kejahatan orang-orang di sekitarnya.

Salam

Silakan baca juga:

http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2014/08/13/tatkala-ayahku-pernah-mati-suri-679863.html

http://edukasi.kompasiana.com/2014/08/13/pembelajaran-kontekstual-materi-seni-lukis-pada-anak-tuna-grahita-679746.html

http://politik.kompasiana.com/2014/08/11/berkaca-pada-kredibilitas-saksi-gugatan-pilpres-2014-679517.html

http://politik.kompasiana.com/2014/08/09/prabowo-sosok-politisi-paling-merugi-679016.html

http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2014/07/22/andaikan-jokowi-atau-prabowo-yang-kalah-tetap-tersenyumlah-675812.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun