Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menggunakan Gas Elpiji 12 kg, Pelajaran 'Tuk Saling Menolong

19 September 2014   03:32 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:16 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1411167689381420415

Ketika ingin menolong yang miskin, yang kaya jangan beralih ke gas elpiji 3 kg

Kembali lagi pada persoalan tolong-menolong, yang tak perlu lagi mengungkit kenapa gas elpiji 12 kg dinaikkan, sejatinya sudah mendidik generasi selanjutnya akan prinsip saling mencintai. Tak hanya berkutat pada persoalan pribadi, kenyamanan karena fasilitas terpenuhi. Tapi lebih dari itu bagaimana membagi kesempatan yang dimiliki untuk diberikan kepada kaum miskin di seluruh penjuru tanah air.

Jika keinginan membeli gas elpiji 12 kg adalah karena hasrat menolong, tentu saja dikembalikan pada hati nurani masing-masing, apakah sikap tamak masih ada dalam diri kita? Jika masih ada, maka amat pantas ketika gas 12 kg dinaikkan kita langsung buru-buru beralih dan membeli gas 3 kg. Padahal semua sudah jelas, gas 3 kg disubsidi dan subsidi itu untuk kaum miskin.

Apalagi data yang dirilis oleh Pertamina baru-baru ini, bahwa pengguna LPG 12 kg rata-rata kaum menengah dan kaya dengan jumlah konsumen sebesar 17% sedangkan elpiji 3 kg sebesar 79% dari keseluruhan penggunaan gas elpiji di Indonesia. Sehingga dengan perbandingan tersebut jika para pengguna gas elpiji 12 kg beralih ke gas subsidi maka secara otomatis turut mempengaruhi jumlah ketersediaan gas 3 kg. Sudah memili kecukupan ekonomi tapi berusaha menikmati gas yang bersubsidi.

Nah, jika gas yang disubsidi tersebut dinikmati oleh kaum kaya, apakah bukan berarti kaum kaya menginginkan menjadi miskin? Mereka merasa kekurangan dan tak mampu lagi membeli gas 12 kg lalu beralih ke gas 3 kg. Amat memprihatinkan sekali jika rasa tanggung jawab moral masih sulit kita temukan. Moral untuk menghargai kekayaan pun seharusnya bukan untuk membutakan hati.

Membeli gas 12 kg non subsidi adalah kebutuhan dan bukan kewajiban. Kebutuhan untuk saling menolong disaat bangsa ini tengah terpuruk dalam himpitan ekonomi. Mengembalikan subsidi tersebut bagi kaum miskin saja, dan memanfaatkan sebagian anggarannya demi memperbaiki infrastruktur yang tentu saja dinikmati semua orang.

Tetaplah membeli gas elpiji 12 kg, jika kita benar-benar ingin menolong sesama. Iya kan?

Salam

Metro, 19/9/2014

Gambar disini

Baca juga tulisan saya yang lain ya.... :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun