Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Ingin Sukses, Bekerja Jangan Setengah-setengah

26 September 2014   03:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:30 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam hati boleh jadi kecewa, muak dengan keadaan tau ada yang  merasakan frustasi karena ternyata tidak sesuai dengan harapan. Padahal langkah untuk melakukannya belum melewati tangga ke dua, sebatas tangga pertama kita sudah tak mampu melanjutkannya.

Orang boleh berbicara "gampang" tatkala belum merasakan bagaimana melakukan sesuatu yang dianggap mudah, tapi tatkala benar-benar sudah merasakannya, maka tak sedikit yang mengeluh dan mengundurkan diri akibat tak mampu menghadapinya dengan tulus.

Rasa cinta menumbuhkan motivasi dan etos kerja

Rasa cinta akan menimbulkan sebuah ketulusan, dan ketulusan akan berbuah keyakinan bahwa itulah yang terbaik untuk kita. Amat jarang seseorang mendapatkan kepuasan dari apa yang diinginkan jika ia sama sekali tidak mencintai apa yang tengah dikejarnya, jangankan mendapatkan harapannya, memulai apa yang ingin dituju pun sepertinya enggan dilakukan.

Seorang pemungut padi sisa pun mendapatkan sebutir demi sebutir padi dari siswa para pemanen, karena kesabarannya ia pun mendapatkan hasil yang cukup untuk kebutuhannya sehari-hari. Seorang pedagang es pun mendapatkan buah dari kesabarannya tatkala menjajakan dagangannya ke beberapa lokasi. Meskipun tidak jarang apa yang dijual sedikit pembelinya, tapi pada akhirnya apa yang diusahakan tak pernah berbuntut kesia-siaan. Paling tidak ia akan belajar, kira-kira jenis es apa yang diminati para konsumen. Bukan justru berdiam diri dengan apa yang telah diperolehnya.

Seorang petani tak jarang yang harus menahan kecewa karena tanamannya dihabiskan hama, bahkan jika dihitung-hitung penghasilannya tak lebih dari mengembalikan modal beli bibit dan pupuk. Sedangkan ongkos mengolah dan merawat tanamannya serta waktu yang dikeluarkan sudah tidak diperhitungkan lagi. Tapi bukanlah seorang petani tulen, jika apa yang diperolehnya saat ini akan menghentikan perjuangannya. Karena justru semangatnya akan semakin kokoh demi sebuah cita-cita mendapatkan keberhasilan dari bercocok tanam.

Seorang dokterpun tak jarang mengalami hujatan dari pasiennya, tatkala pekerjaannya kurang memuaskan sang pasien. Tapi jangan panggil dokter, jika mereka tak tabah dalam setiap ejekan dan celaan dari pasien. Mereka selalu melakukan dengan ketulusan meski kadang waktu bercengkrama dengan keluarga harus tersita oleh tuntutan layanan 24 jam. Itulah sebuah pekerjaan dan sebuah pengabdian yang dikerjakan sepenuh hati. Tidak ada kata-kata setengah demi sebuah keberhasilan.

Dan sekiranya ingin ditulis berapa orang yang berhasil karena ketekunan, maka tak sebanding dengan jumlah orang yang gagal karena melakukan pekerjaan dengan kemalasan. Mereka berharap rezeki berlimpah, tapi tak diimbangi kerja keras demi apa yang diimpikan.

Jika kita mesti memilih, apakah memilih keberhasilan karena ketekunan atau justru kegagalan karena ogah-ogahan?

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun