Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Jauhkan Ponsel Kita dari Anak-anak

7 Desember 2014   15:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:52 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_381230" align="aligncenter" width="600" caption="Ilustrasi (sumber foto: Kompas.com)"][/caption]

Wah, gembreget benar rasanya pagi ini. Saking gembreget (jengkel setengah mati) nya saya acara hari ini yang sedianya ingin mengikuti jalan sehat yang diadakan YPAC Kota Metro bersama anak saya menjadi ter-delet. Rencana yang sudah saya susun dari kemarin ternyata harus saya batalkan (sibuk ta?). Bagaimana mungkin acara yang saya tunggu-tunggu untuk berkumpul bersama teman-teman sesama guru dan anak-anak ABK harus gagal gara-gara persoalan sepele.

Ponsel saya tak bisa dibuka karena tombol pasword menggunakan bahasa asing yang saya tak mengerti. Saya pun bingung karena setiap event saya berusaha mendokumentasikannya, dan sudah pasti upaya saya mendokumentasikan acara tersebut harus gagal. Jadi acara jalan sehat tersebut terpaksa saya batalkan.

Persoalan sepelenya mungkin bagi yang sudah mengerti, tapi bagi saya cukup membuat ribet. Apa pasal? Pasalnya sejak pagi saya sudah mau bersiap-siap mengikuti jalan sehat tersebut, tapi lagi-lagi ponsel saya diutak-atik anak saya yang bungsu. Anak yang masih berumur 22 bulan tersebut memang tak saya ketahui tahu-tahu mengambil ponsel saya dan mengutak-atiknya. Entah mengetik SMS, nelpon ke teman-teman saya, bermain game atau apalah kog anak saya sudah begitu lihainya memainkan ponsel tersebut.

Apa mungkin karena ponsel saya memang mudah digunakan atau ia secara perlahan melihat icon-icon dalam menu ponsel tersebut dan menekan-nekan sejadi-jadinya? Herannya kog anak sekecil itu sudah bisa main game padahal game tersebut belum waktunya ia mainkan. Gimana lah umur masih sangat dini.

Saya sih sebenarnya agak takut jika ponsel tersebut tiba-tiba rusak karena beberapa icon terhapus jadi saya harus mengunduh ulang. Tak habis di situ, karena sering pula terjatuh. Untung saja, sampai sekarang masih normal-normal saja.

Yang pasti ponsel bukanlah mainan anak-anak. Apalagi smartphone yang multi fungsi, bagi anak-anak yang sudah bisa mengakses bagian dalamnya tentu amat berbahaya jika berisi konten porno. Untunglah saya nggak suka menyimpan gambar begituan karena khawatir nanti dikonsumsi oleh anak-anak saya. Masih beruntung jika sebatas melihat, gimana kalau mereka mempraktekkan apa yang ada di gambar tersebut, jadi lebih berabe bukan?

Kembali ke ponsel saya yang tadinya bisa dibuka kuncinya tiba-tiba ribet dan tak bisa dibuka lantaran muncul huruf-huruf aneh yang saya tidak mengerti jenis apa huruf tersebut. Saking paniknya (maklum ndusun) saya memakai layar sentuhnya dengan menuliskan huruf, tapi beberapa kali saya coba masih saja tak bisa dibuka. Tapi, sejenak saya menenangkan diri dan berpikir apa gunanya punya internet kalau gak bisa ngasih jawaban sesimpel tersebut. Apalagi setiap ponsel terbaru tentu akan diberikan solusi setiap persoalan yang muncul.

Meski demikian awalnya saya mencoba mencari bahasa lain dari kunci tersebut lewat google translate, lagi-lagi tak juga membuahkan hasil. Bertanya di wiki apakah bahasa dalam ponsel tersebut ada? Saya malah tambah bingung karena jawabannya njlimet.

Dah, pusing deh kalau begini, gumam saya dalam hati.

Tapi, tiba-tiba fikiran saya langsung ke situs yang memberitakan tentang ponsel Nokia X, kebetulan ponsel saya merek tersebut.

Dalam kebingungan saya tersebut, saya berusaha searching di mbah gogle dengan pertanyaan "bagaimana membuka kunci dengan bahasa yang tidak diketahui". Dan mak jleb, muncullah beberapa situs yang membicarakan tentang bagaimana membuka kunci pada hp Nokia X. Kebetulan tertulis dalam bahasa Inggris,

"When the virtual keyboard shows up, you can switch languages with language key usually on the lower left near spacebar. You may have hit this key by accident while shifting or accessing numbers"


Jadi saya ya searching lagi dengan google translate. Dasar wong ndeso, dikit-dikit tanya mbah google. Dan terjawab sudah kebingungan tersebut, ternyata solusinya sepele sekali. Untung masalah sepele tersebut dapat dicari jawabannya di internet. Internet tetap memberi manfaat pada hal-hal tertentu dan itu saya pahami dan saya mengalami sendiri. Karena masalah tersebut tak dapat saya temukan dalam buku petunjuk lantaran memang jarang dialami oleh para penggunanya.

Tak perlu menunggu lama muncul sebuah situs dengan judul artikel locked foreign language unknown me. Alhamdulillah kepanikan saya hilang sudah. Ternyata jawabannya sepele saya diminta menekan tombol spacebar agak lama di bawah tombol pada layar Nokia X tersebut.

Dan tak seberapa lama, muncullah beberapa jenis bahasa yang tersedia. Langsung saja saya mencari bahasa Indonesia, bahasa yang saya mengerti. Beres deh, kunci ponsel saya dapat dibuka kembali.

Jangan biarkan anak-anak menggunakan ponsel orang tuanya

Ada beberapa hal yang sejatinya amat perlu dipahami oleh orang tua, terutama saya sendiri yang semestinya lebih berhati-hati ketika meletakkan ponsel. Jangan sampai anak yang masih seumur jagung menyentuh dan membuka barang pribadi kita. Jangankan anak-anak, istri pun sejatinya tak berhak membuka ponsel dengan alasan privacy. Dan sampai saat ini saya berusaha untuk tidak membuka ponsel istri saya.

Bukan persoalan takut ketahuan kalau selingkuh atau ada nomor ajaib terkait transaksi ilegal, bukan itu maksudnya. Tapi, ada beberapa hal yang sejatinya kita mesti berhati-hati:

1. Terkunci tanpa kita tahu apa kuncinya

Persoalan saya tadi mungkin mudah diantisipasi lantaran dengan searching di mbah google bisa langsung ada jawabannya. Tapi bagaimana jadinya jika tiba-tiba sang anak yang masih di bawah umur membuka menu pengaturan dan mengganti password kita tanpa kita ketahui? Wah sudah pasti kita akan panik dan pusing tujuh keliling. Bisa-bisa ponsel tersebut tidak bisa digunakan lagi lantaran kuncinya kita tak bisa membukanya.

2. Bebeberapa tombol (icon) bisa terhapus

Kejadian ini sudah beberapa kali saya alami, tombol icon tiba-tiba tidak ada, dan ponsel saya nge-blank, saya jadi bingung lantaran program yang biasanya saya gunakan tiba-tiba raib entah kemana. Ya otomatis saya harus mendownload ulang. Masih beruntung kalau programnya kecil. Kalau ukurannya puluhan mega atau ratusan mega bagaiamana? Pusing bukan?

Jadi terus awasi anak-anak jangan sampai menyentuh barang penting kita sebelum terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

3. Ponsel terjatuh dan mudah rusak

Saya beberapa kali berganti ponsel, meskipun harganya murah tapi menurut saya sangat berharga sebagai alat komunikasi. Dan tak dapat saya tinggalkan adalah melihat tulisan teman-teman di kompasiana. Karena di sela-sela istirahat saya menyempatkan diri melihat situs ini menggunakan ponsel.

Tapi alangkah seringnya pula ponsel terjatuh lantaran dipegang sang anak. Sudah dapat dipastikan ponsel tersebut mudah rusak. Jadi mulai saat ini saya semakin berhati-hati meletakkan benda tersebut agar lebih awet dan tak salah digunakan anak-anak.

4. Anak tak sengaja menelpon nomor tak jelas

Beberapa waktu lalu kejadian ini saya alami, karena tiba-tiba seseorang menelepon saya lantaran ia pernah ditelpon (misscall). Saya pun bertanya kapan saya melakukannya? Orang tersebut mengatakan beberapa hari yang lalu saya menelpon dirinya namun suaranya tak jelas.

Akhirnya saya jelaskan bahwa yang menelpon adalah anak saya yang masih anak-anak karena tak sengaja menggunakan ponsel ayahnya.

Pernah pula seseorang mengirim SMS yang katanya saya mengirimi SMS dengan bahasa aneh? Gimana nggak aneh yang dipencet tombolnya ngawur. Saya pun harus menjelaskan bahwa itu ulah anak saya yang masih balita.

Ia pun memaklumi dan mohon agar tidak sembarangan meletakkan ponsel karena bisa disalahgunakan.

Beberapa kejadian tersebut saya alami karena saya lalai meletakkan ponsel. Akibatnya anak-anak mudah sekali membuka dan menggunakannya. Kebetulan belum saya beri password jadi tak perlu membuka kuncinya.

5. Anak membuka situs porno atau membuka film porno dalam ponsel tersebut

Kasus ini terjadi beberapa waktu lalu, tiba-tiba anak-anak murid saya ramai dengan gosip bahwa ada salah satu siswa yang tengah asyik menonton video porno lewat ponsel yang dibawa. Saya tidak langsung percaya lantaran biasanya anak-anak ABK tidak mengerti terkait konten tersebut.

Tapi dugaan saya keliru. Ternyata, anak tersebut ketika saya cecar mau mengakui bahwa ia sering melihat film tersebut di ponsel yang dibawa. Sewaktu saya tanya ponsel siapa itu? ia dengan tenang menjawab ponsel kakaknya. Dengan sengaja ia meminjam ponsel tersebut tanpa sepengetahuan kakaknya.

Saya pun sempat heran, kenapa ponsel kakaknya bisa dibawa sang adik dan kakaknya tidak tahu? Kemana gerangan kakaknya? Apakah beliau tidak mengecek tas adiknya tatkala berangkat sekolah?

Dan semenjak kejadian tersebut, saya berusaha menghubungi keluarga siswa agar lebih berhati-hati tatkala menyimpan ponsel. Masih beruntung jika ponselnya bersih dari konten buruk, lah kalau isinya gambar dan video porno apa nggak ribet tuh?

Sekali lagi, ponsel saat ini super canggih dan memiliki beberapa konten yang sangat berharga dan penting. Jadi ketika kita ingin apa yang kita punya tidak rusak semestinya jangan digunakan oleh anak-anak yang belum mengerti. Usahakan disimpan di tempat aman jauh dari jangkauan anak-anak. Kalau anak butuh ponsel, berikanlah ponsel yang murah tanpa fasiltas internet dan kamera. Karena biasanya dalam ponsel terbaru jenis smartphone beberapa aplikasi memudahkan anak-anak membuka konten porno.

Mengunci ponsel tetaplah penting agar anak-anak tidak mudah mengakses, apalagi jika pemilik ponsel menyimpan konten dewasa yang tak pantas digunakan dan dilihat oleh anak-anak. Apalagi jika tak sengaja ponsel kita dicuri atau terjatuh dan hilang. Tentu dengan kunci tersebut tak ada seorang pun yang bisa mengaksesnya. Meskipun kartu dan memory dapat diambil dan dibuka. Tapi saat ini kartu dan memori pun sudah dapat dikunci jadi lebih aman.

Semoga catatan ini dapat bermanfaat bagi kita, khususnya penulis sendiri agar lebih berhati-hati dalam memanfaatkan ponsel dan benar-benar hati-hati dalam menyimpan benda tersebut.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun