Pertama, Kurma hakekatnya makanan yang dijamin kebersihan dan higienitas lantaran produsen pertama (penghasil kurma) selalu berusaha menjaga kualitas produk yang hendak diperjual belikan. Apalagi kurma termasuk dalam kategori komoditi eksport di mana Indonesia sebagai Importir yang membutuhkan berton-ton buah kurma setiap tahunnya. Karena kurma saat ini tidak hanya sebagai buah tangan bagi peziarah ke tanah suci, tapi masyarakat Indonesia sudah terbiasa mengkonsumsi kurma dan menyimpan buah ini di lemari pendingin. Apalagi mendekati hari raya idul fitri, buah kurma menjadi salah satu menu hidangan meja yang tak pernah ketinggalan. Kurma manis dan legit selalu menjadi daya tarik tersendiri pegi penggemarnya. Termasuk saya sendiri tidak pernah menolak jika mendapatkan kurma.
Terjadinya kurma busuk boleh jadi karena proses penjualannya di pasaran tidak memenuhi standar kesehatan. Tidak sedikit para pedagang yang mengeler alias memampang kurma tanpa ditutup rapat, jadi lalat dengan mudahnya hinggap di atas buah tersebut. Tak hanya lalat, debu yang kotor bersama kuman-kuman penyakit turut hinggap pada kurma. Jadilah kurma tersebut terkena kuman, dan kuman berkembang di dalam makanan.
Pantas saja, kurma yang kami nikmati sudah membusuk dan dipenuhi belatung. Boleh jadi kurma ini adalah kurma yang dibiarkan terbuka dengan udara bebas dan lalat-lalat begitu mudahnya hinggap di atasnya.
Kedua, Selain karena kebutuhan import kurma bagi Indonesia cukup tinggi lantaran tinggi permintaan pasar, sehingga acapkali para pedagang besar sengaja menyimpannya dalam waktu lama dalam dus-dus yang kurang rapat. Jadinya karena waktu penyimpanan terlampau lama maka tanggal kadaluarsa makanan pun terlewati tanpa kontrol - atau sengaja dibiarkan berlama-lama- lantaran tidak juga habis terjual.
Kondisi ini memicu kurma yang tadinya baik, karena terlalu lama dalam penyimpanan maka kualitasnya menjadi jatuh. Dampaknya ya sudah dapat ditebak, kurma yang hendak dijual tersebut sudah membusuk. Jika pedagang jujur, maka kurma-kurma yang membusuk tersebut langsung dibuang namun risiko pedagang tersebut mengalami kerugian.
Pedagang yang membuang kurma busuk tersebut hakekatnya lebih menjaga kualitas dan keamanan makanan yang dijual, dia memilih rugi daripada mengecewakan pelanggannya.
Ketiga, indikasi selanjutnya kenapa kurma busuk bisa beredar? Boleh jadi karena buah yang sudah busuk tadi sengaja dijual kembali ke pengecer dengan harga yang relatif murah. Pedagang besar memilih rugi sedikit yang penting barang terjual daripada dia membuang sedangkan modalnya tak kembali.
Kurma murah dengan kualitas buruk tadi dipaket ke dalam bungkusan kecil, dijual dengan harga murah. Dengan dibungkus plastik rapi, pembeli jarang bisa mengecek keberadaan kurma. Dan tentu saja penjual berusaha curang dengan mencampur kurma yang baik dng yang busuk karena ingin mendapatkan keuntungan berlebih. Seandainya pembeli ingin sekedar mencicipi, penjual memberikan kurma yang kualitasnya baik untuk mengelabui para pembeli.
Sebuah aktifitas bisnis yang buruk yang justru merugikan orang lain. Dalam Islam model penjualan cara ini dikategorikan riba (haram), karena mencampurkan barang baik dng yang buruk demi mendapatkan keuntungan.
Keempat, kurma termasuk komoditi pilihan yang cukup bisa mengelabui petugas BPOM. Tentu karena selama ini yang menjadi obyek operasi BPOM dan dinas perdagangan dan dinas kesehatan jenis makanan hidup seperti ikan dan daging. Ikan dan daging sering didapati mengandung formalin atau sudah busuk. Jadi petugas mudah sekali mengecek kondisinya. Berbeda dengan kurma, selalu diidentikann dengan buah yang baik karena diimpor dari Arab Saudi. Padahal kenyataannya hampir semua buah dan makanan yang beredar saya ketemukan dalam kondisi sudah tak layak konsumsi. Pemerintah sudah tertipu penampilan dan label "import" dari beberapa jenis makanan ini.
Sehingga amat wajar pula buah kurma yang sejatinya sangat baik, bergizi dan dihukumi "sunnah" jika mengkonsumsi buah ini ketika berbuka puasa, diperlakukan kurang baik oleh para importir atau pedagang besar yang mampu membeli kurma dalam jumlah yang besar.