Sekali lagi, apakah seperti ini Revolusi Mental? Ketika anggota dewan yang terhormat semestinya mewakili suara kami di kampung, ternyata di antara mereka tengah asyik berjalan-jalan ria menggunakan uang negara. Mereka telah lupa bahwa mereka dipilih untuk menyuarakan suara kami orang kecil, seperti halnya saura Bapak Presiden kami yang berasal dari kalangan Wong Cilik. Sekali lagi, mohon ditindak kader partai yang justru memanfaatkan jabatan untuk memperkaya diri.
Tapi saya tahu, tidak mudah melakukan itu, karena sampai saat inipun presiden Jokowi tengah dirongrong oleh anggota dewan terkait isu tentang impeachment. Saya khawatir keberanian Bapak yang ingin merevolusi mental kami justru akan mengorbankan kedudukan Bapak. Seperti apa yang terjadi pada presiden Abdurrahman Wahid (Gusdur) pada saat itu. Saya berdoa, mudah-mudahan Allah SWT melindungi Bapak dalam melaksanakan amanah ini hingga jabatan Bapak berakhir.
Bapak Presiden yang saya hormati.
Kami butuh ketenangan, keamanan dan kemudahan dalam mencari rezeki. Karena jika ketenangan, keamanan dan kemudahan dalam mencari rezeki tidak lagi bisa kami dapatkan, bukan tidak mungkin kedepannya keadaan ekonomi kami semakin hancur karena terganggu oleh ulah kejahatan di jalan raya. Tak hanya ulah kejahatan di jalan raya, karena boleh jadi justru uang negara yang semestinya dapat dinikmati oleh kami, ternyata dimanfaatkan oleh wakil rakyat demi untuk memuaskan hasrat kekuasaan mereka.
Mungkin inilah kekhawatiran saya selama ini. Mudah-mudahan Bapak bisa menerima dengan lapang dada, keluhan dari kami rakyatmu yang menginginkan kedamaian dalam hidup kami.
Saya guru rendahan, saat ini bekerja di SLB Negeri Metro. Mohon tunjangan kesejahteraan yang sudah kami dapatkan tidak pula diambil, sedangkan anggota dewan yang sudah banyak gajinya justru mendapatkan kelebihan pendapatan. Mereka seolah-olah mewakili rakyat, tapi justru mengambil hak-hak kami demi kepentingan mereka sendiri.
Salam
Metro, 30 Januari 2015