Mohon tunggu...
Kamalia Purbani
Kamalia Purbani Mohon Tunggu... -

Pelayan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tolong, Saya Sedang Gelisah

14 September 2011   04:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:58 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Seorang teman facebook menulis statusnya seperti ini: "Teman, tolong beri saya saran, apa yang harus saya lakukan saat perasaan gelisah dan resah tak menentu, bete tapi tak jelas sebabnya". Muncul banyak komentar dari beberapa temannya, ada yang menyarankan supaya cari teman untuk curhat, ada yang  mengusulkan untuk jalan-jalan, nonton bioskop dan memanjakan diri. Sementara yang religius menulis segera ambil air wudhu kemudin sholat.

Saya yakin, semua manusia pernah mengalami masa-masa seperti ini. Ada yang bisa mengontrol rasa ini sehingga tidak sampai mengganggu aktifitas hariannya namun tidak jarang pula yang menjadi berlarut-larut sehingga membuatnya sedih, menangis dan bahkan putus asa.

Apakah sebetulnya perasaan seperti ini bisa diatasi? Seperti kita ketahui bahwa faktor emosi (perasan), faktor kognitif (fikiran) dan faktor perilaku itu sangat berkaitan. Saat salah satu terganggu akan mempengaruhi yang lainnya.

Kecemasan atau anxiety adalah suatu perasaan takut, kekuatiran atau kecemasan yang seringkali terjadi tanpa ada penyebab yang jelas. Kecemasan dibedakan dari rasa takut yang sebenarnya. Rasa takut biasanya timbul karena penyebab yang jelas dan adanya fakta-fakta atau kejadian yang benar-benar membahayakan, sedangkan kecemasan timbul karena respon terhadap situasi yang kelihatannya tidak menakutkan, atau bisa dikatakan sebagai hasil dari rekaan fikiran sendiri (praduga subjektif) dan juga suatu prasangka pribadi yang menyebabkan seseorang mengalami kecemasan.(New Encyclopedia Britannica (1990).

Kecemasan sendiri menurut Maramis (1990) dapat dibagi menjadi tiga bagian: (1) kecemasan mengambang, kecemasan yang menyerap dan tidak ada hubungannya dengan suatu pemikiran,(2)  agitasi, kecemasan yang disertai kegelisahan motorik yang hebat (3) panik, serangan kecemasan yang hebat dengan kegelisahan dan kebingungan serta hiperaktifitas yang tidak terkontrol.

Kecemasan yang tidak mampu terkontrol sehingga menjadi berlarut-larut akan mempengaruhi ptoduktivitas kerja. Cara mengatasi kecemasan bagi antara orang yang satu dengan yang lainnya berbeda. Tapi dari semua cara dan juga bantuan yang dibutuhkan yang paling penting adalah keinginan yang kuat dari diri sendiri untuk tidak larut dalam kecemasan jenis apapun.

Katakan "stop" pada diri sendiri saat perasaan cemas mulai muncul. Bagi seorang muslim, segera ambil air wudlu dan sholatlah. Setelah itu cobalah untuk merumuskan dengan jujur apa sebetulnya penyebab utama kecemasan anda dan mencoba mencari beberapa alternatif pemecahan masalahnya. Seandainya hal itu tidak bisa anda lakukan, jangan memaksakan diri. Mulailah dengan merobah fokus, yang asalnya kepada diri sendiri (kedalam) menjadi keluar. Artinya, paksalah diri anda untuk memberi perhatian pada hal-hal diluar diri anda, baik kepada keluarga maupun lingkungan terdekat. Mulailah dengan memberi perhatian lebih pada pasangan anda, anak anda orang tua anda dan orang-orang terdekat anda. Anda juga bisa mulai memperhatikan lingkungan anda. Lakukanlah sesuatu walaupun hanya langkah kecil.

Saran seperti ini pernah saya tulis pada teman yang menulis status sedang gelisah di FB. Tampaknya dia kurang menyukai saran ini terbukti dengan jawabannya: "Wah bagaimana mungkin saya mampu memperhatikan orang lain saat saya sendiri ingin diperhatikan orang". Tapi percayalah, dengan sedikit "memaksakan diri" saran saya untuk merobah fokus perhatian akan membawakan hasil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun