Melihat realitas sosial yang sedang terjadi dewasa ini, dengan munculnya pandemi COVID-19 meskipun sebuah wabah bukanlah sesuatu yang baru bagi seluruh masyarakat, namun wabah kali ini cukup membuat masyarakat resah dikarenakan persebarannya yang sangat cepat. Keresahan tersebut, tentunya sangat berpengaruh pada sistem sosial suatu negara.Â
Terlebih, WHO telah menetapkan virus ini sebagai sebuah pandemi dan menyarankan untuk seluruh masyarakat agar melakukan social distancing yang sekarang dikembangkan menjadi physical distancing. Hal ini membuat seluruh negara dunia menganjurkan atau menetapkan kebijakan untuk warganya agar melakukan karantina diri sendiri dirumah masing-masing untuk menghambat persebaran virus.
Kebijakan tersebut tentunya dapat merubah sistem sosial yang ada dalam masyarakat, seperti struktur sosial, pola perilaku, nilai, dan norma. Terkait adanya pandemi COVID-19, seluruh negara di dunia, sebagai suatu sistem sosial harus dapat menerapkan skema AGIL.Â
Agar tidak terjadi kekacauan dalam suatu sistem sosial tersebut, sistem sosial harus dapat melakukan adaptasi, menyatukan tujuan tiap masyarakat, mengintegrasi seluruh masyarakat, dan memelihara pola dan memanajemen konflik yang terjadi di dalam suatu masyarakat agar sistem sosial tersebut dapat bertahan hidup.
Negara Indonesia sendiri, sebagai sistem sosial, harus dapat menerapkan skema AGIL agar tidak terjadi kekacauan dari berbagai sektor, baik sektor ekonomi, pendidikan, industri, pariwisata, dan lain-lain. Dalam menghadapi suatu pandemi, seluruh sub sistem yang terdapat dalam suatu sistem sosial harus bekerja sama agar sistem sosial tersebut tetap dapat berjalan dengan baik dan tidak terjadi kekacauan dalam sistem sosial.Â
Negara Indonesia memiliki sub-sub sistem yang sangat berperan penting ketika menghadapi suatu pandemi. Seperti, pemerintah adalah sub sistem yang berperan untuk memberikan informasi tentang situasi terkini dan memberlakukan kebijakan yang dapat memutus rantai persebaran virus. Sedangkan masyarakat adalah sub sistem yang berperan mengikuti dan mengaplikasikan kebijakan yang ditentukan oleh pemerintah.
Terkait hal tersebut negara Indonesia, sebagai suatu sistem sosial, harus dapat melakukan adaptasi, menyatukan tujuan tiap masyarakat, mengintegrasi seluruh masyarakat, memelihara pola dan memanajemen konflik yang terjadi di dalam suatu masyarakat.Â
Penulis berusaha menggambarkan peran skema AGIL bagi negara Indonesia sebagai suatu sistem sosial, dalam menghadapi suatu pandemi yang menjadi faktor utama terjadinya perubahan sosial secara cepat dan berskala besar, sebagai berikut :
1. Adaption
Kebijakan-kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah, berfungsi untuk beradaptasi dengan situasi pandemi dewasa ini. kemampuan beradaptasi negara Indonesia, sebagai sistem sosial, terhadap perubahan-perubahan yang sedang terjadi memiliki peran yang sangat penting. Kebijakan terkait kemampuan beradaptasi tersebut antara lain adalah kebijakan PSBB, dimana seluruh masyarkat dianjurkan untuk menjaga jarak satu sama lain dan mengkarantina diri di rumah masing-masing.
Tingkat keberhasilan adaptasi negara Indonesia, sebagai sistem sosial, saat menghadapi suatu pandemi tentunya bergantung pada sub-sub sistemnya. Ketika pemerintah telah menjalan kan perannya dengan memberlakukan beberapa kebijakan yang berfungsi untuk "adaptasi" dengan pandemi yang sedang mewabah di Indonesia dan untuk memutus rantasi persebaran virus, maka masyarakat juga harus menjalankan perannya dengan mengaplikasikan kebijakan yang telah diberlakukan pemerintah. Hal tersebut tentunya dilakukan agar suatu sistem sosial dapat tetap berjalan dengan baik.
2. Goal Attainment
Terkait dengan menyatukan tujuan, adapun upaya-upaya yang diarahkan oleh Presiden Jokowi untuk menghadapi pandemi COVID-19, dilansir dari situs wartaekonomi.co.id yaitu pertama, pengujian PCR (polymerase chain reaction) secara masif.
 Kedua, layanan konsultasi medis hendaknya menggunakan teknologi atau disebut dengan telemedicine. Ketiga, penegakan hukum dengan bantuan aparat negara harus dilaksanakan agar masyarakat dapat berdisiplin dengan kuat dalam menjalankan kebijakan yang telah diambil pemerintah dalam rangka memutus rantai penyebaran COVID-19.
Jika terdapat satu saja sub sistem yang memiliki tujuan berbeda, maka hal tersebut akan menghabat tujuan utama negara Indonesia sebagai sitem sosial di era pandemi ini, yaitu memutus rantai persebaran virus sehingga masyarakat dapat kembali beraktivitas normal.
3. Integration
Sistem sosial juga harus menjaga integrasi antar sub-sub sistemnya agar sistem secara keseluruhan bekerja dengan baik. Integras antar sub sistem dalam konteks ini adalah bagaimana seluruh masyarakat bekerja sama dan saling mebantu untuk menghadapi suatu pandemi.Â
Hal ini dapat dilihat ketika para influencer, yang memiliki kekuatan utama atas reputasi maupun nama baik, turut berperan untuk mensosialisasikan informasi terkait COVID-19 yang tentunya informasi yang diberikan oleh para influencer tersebut akan menyatukan tujuan masyarakat yaitu memutus rantai penyebaran virus.
4. Latency
Dalam hal ini negara Indonesia, sebagai suatu sistem harus dapat melakukan pemeliharan pola pada tiap-tiap individu dan dapat memanajemen ketegangan antar individu yang berpotensi merusak atau menghambat sistem sosial tersebut.Â
Negara Indonesia sebagai suatu sistem sosial, harus dapat mengontrol masyarakat agar tetap tenang, tetap waspada, dan mematuhi protokol yang dianjurkan oleh pemerintah dalam menghadapi pendemi COVID-19 agar dapat mencapai tujuan utama yaitu memutus rantai penyebaran COVID-19.
Dari uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa skema AGIL milik Talcott Parsons sangat berperan dalam menjaga kestabilan sistem sosial dalam menghadapi suatu perubahan sosial. Suatu sistem sosial harus dapat menerapkan skema AGIL agar dapat tetap bertahan hidup di era pandemi yang menjadi faktor munculnya perubahan sosial berskala besar.Â
Dalam konteks ini negara Indonesia, sebagai suatu sistem sosial, berhasil untuk melakukan adaptasi, menyatukan tujuan masyarakatnya, mengintegrasi masyarakatnya, memelihara pola dan memanajemen ketenganan diantara masyarakatnya dalam menghadapi pandemi COVID-19 ini, sehingga tidak terjadi kekacauan dalam sistem sosial tersebut.