Mohon tunggu...
Ricky Malber Sihaloho
Ricky Malber Sihaloho Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Saya seorang mahasiswa Departemen Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU, senang menulis dan tidak pernah patah semangat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Berkeadilan untuk Masa Depan Bangsa Indonesia

2 Januari 2012   02:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:28 2181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mustahil bagi suatu bangsa untuk bisa menjadi bangsa yang maju dan besar apabila tidak memberi perhatian besar terhadap pendidikan. Pendidikan begitu sangat penting hingga dijadikan pondasi bagi negara- negara dalam melangsungkan dan menunjukkan keberadaannya di pergaulan dunia internasional, khususnya negara maju yang menjadikan pendidikan sebagai modal utama dalam mewujudkan cita- cita bangsanya. Perlu kita sadari betapa pendidikan itu mahal. Artinya bukan biaya ataupun uang yang harus dihabiskan untuk bersekolah. Karena saya meyakini uang yang dihabiskan untuk bersekolah tidak bisa menandingi betapa luar biasanya arti dan ilmu yang kita dapatkan dari pendidikan untuk membangun karakter dan jiwa masyarakat. Nilai dan peranan pendidikan bagi masyarakatlah yangmemiliki arti dan manfaat luar biasa, bahkan bila dibandingkan dengan bidang- bidang lain seperti politik maupun ekonomi. Hal ini disebabkan dalam pendidikan ditanamkan dan diberikan pengajaran berupa ilmu pengetahuan dan modal untuk menghadapi tantangan kehidupan dari berbagai ilmu -ilmu yang dipelajari di sekolah.

Bila kita sadari negara maju begitu memprioritaskan pendidikan bagi masyarakatnya. Kita ambil contoh negara Jepang, ketika selesai mengalami kerugian akibat peperangan, maka yang ditanya oleh pemimpin Jepang bukanlah berapa prajurit yang masih hidup, atau berapa sisa persenjataan perang yang masih dimiliki. Tetapi berapa jumlah guru yang masih hidup. Hal ini menandakan betapa pentingnya guru itu bagi mereka.Sungguh luar biasa dan tak dapat disangka bahwa yang ditanya adalah nasib guru bukan nasib prajurit atau persenjataan. Inilah bentuk nyata kepedulian Jepang terhadap pendidikan. Tidak hanya sebuah ucapan belaka tetapi menjadi wujud nyata dengan memberikan perhatian khusus kepada guru. Mereka menyadari bahwa pendidikan begitu penting dan sangat dibutuhkan. Dan dari hal ini juga bisa disimpulkan bahwa Jepang mampu memikirkan perbaikan dan perencanaan yang matang untuk masa depan Jepang pasca mengalami perang.

Lalu bagaimana dan apa yang terjadi dengan pendidikan di Indonesia ? Apakah Indonesia sudah menjadikan pendidikan itu sebagai sesuatu yang sangat penting bahkan sangat dibutuhkan oleh semua orang ? Ternyata bila dilihat secara keseluruhan banyak sekali kekurangan dalam dunia pendidian Indonesia. Padahal Indonesia sendiri memberikan satu hari khusus untuk memperingati pendidikan yaitu Hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap tanggl 2 Mei setiap tahunnya bahkan salah satu cita- cita dan tujuan bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Tetapi sepertinya itu hanya sebuah upacara – upacara peringatan dan cita-cita yang dituliskan dalam selembar kertas yang tidak memberikan dampak berarti bagi seluruh masyarakat Indonesia. Buktinya masih ada masyarakat Indonesia yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan pendidikan. Mereka yang harus berjalan berkilometer jauhnya menuju sekolah bahkan yang lebih parahnya adalah masih ada anak bangsa yang tidak mendapat tempat untuk belajar yang layak.

Tempat untuk belajar adalah satu bagian penting dalam pendidikan. Bagaimana mungkin proses belajar dan mengajar dapat dilakukan di tempat yang tidak pantas, seperti yang kita ketahui melalui media bahwa masih ada masyarakat Indonesia yang belajar bukan di gedung yang bernama sekolah tetapi di sebuah kandang ayam. Sungguh mirisnasib anak bangsa Indonesia yang katanya adalah penerus bangsa ini. Mereka yang belajar di kandang ayam membuktikan pendidikan itu belum untuk semua. Tempat yang layak adalah sebuah elemen pentig dalam menciptakan transfer ilmu itu. Bagaimana agar dalam belajar ada rasa aman dan nyaman bahkan menjadikan belajar itu menjadi suatu hal yang menyenangkan. Bisa dibayangkan apa yang dirasakan oleh siswa yang belajar di kandang ayam, bau kotoran, nyamuk atau bahkan penerangan yang kurang yag mengakibatkan pendidikan bagi mereka adalah sesulit yang mereka alami saat ini. Tetapi lihatlah di tempat lain, ada sebuah gedug sekolah yang bagus, dilengkapi dengan fasilitas- fasilitas yang lengkap, laboratorium, perpustakaan, komputer, jaringan internet bahkan setiap ruangan sudah dilengkapi dengan pendingin ruangan (AC) dan layar OHP.

Selain masalah tempat untuk belajar, maka kita juga dapat melihat bahwa masih ada anak- anak bangsa yang harus berjalan berkilometer jauhnya menuju sekolah, bahkan harus menyeberang sungai. Mereka membuka sepatu dan baju mereka, lalu berenang menggunakan sampan kecil dengan memasukkan tas dan sepatu di sebuah plastik yang kecil. Memang jarak dan tempat yang begitu jauh tidak memadamkan semangat mereka untuk pergi bersekolah. Tetapi mereka masih bersusah payah dan berjuang untuk dapat sampai di sekolah, sementara di anak – anak yang bersekolah di kota, yang mengenderai sepeda motor atau bahkan mobil yang sudah difasilitasi dengan jalan yang bagus, tetapi masih saja mau bolos untuk datang ke sekolah. Bagi mereka pergi ke sekolah itu suatu aktivitas sampingan dan tidak penting, karena lebih penting untuk pergi ke pusat perbelanjaan dan ke tempat lain yang bisa memuaskan hati mereka. Dapatkah kita bayangkan bahwa pendidikan masih untuk semua orang ? Di sana orang dengan mudahnya pergi ke sekolahnya sementara di sini mereka harus bersusah payah dan berkeringat untuk ke sekolah. Mereka yang kurang beruntung itu punya semangat dan daya juang yang tinggi bisa menjadi contoh bagi mereka yang sudah tidak mampu menjiwai pendidikan itu.

Lain halnya dengan biaya sekolah ataupun biaya perkuliahan yang mahal. Orangtua semakin tidak sanggup lagi untuk membiayai anaknya. Maka muncullah anak- anak yang putus sekolah dan akhirnya bekerja untuk membantu orangtua. Biaya pendidikan, uang buku, uang untuk membeli seragam sekolah dan kebutuhan- kebutuhan sekolah yang semakin meroket itu pun tidak diimbangi dengan kualitas pendidikannya. Kualitas tidak ada yang meningkat, tetapi biaya sekolah semakin meningkat. Lihatlah anak- anak yang meminta- minta di jalan raya bahkan ada diantara mereka yang masih mengenakan seragam sekolahnya dan sambil memegang sebuah kaleng kecil mereka memohon belas kasihan dari setiap orang yang lewat. Mungkin sebagian orang memandang sebelah mata akan fakta ini, tetapi sadarilah bahwa dengan adanya peristiwa seperti ini menjadikan anak itu merasa bahwa dia memiliki kewajiban untuk mencari nafkah seperti orangtuanya. Padahal dia seharusnya belajar di rumah, mengerjakan tugasnya dan bermain dengan temannya. Tetapi tak jauh dari tempat anak itu tinggal, ada anak yang malas sekolah, bahkan menyelewengkan uang sekolahnya untuk jajan dan bermain game. Bahkan anak- anak dari keluarga yang mampu itu masih sanggup untuk belajar di luar sekolah seperti mengamnil les bahasa Inggris, musik atau ekstrakurikuler lain. Setelah pulang sekolah mereka tinggal memilih aktivitas apa yang akan mereka kerjakan, apakah les bahasa Inggris atau bermain dengan temannya. Tetapi bagaimana dengan anak yang tidak mampu tadi. Tidak ada pilihan lain, setelah pulang dari sekolah dia harus ikut orangtuanya mengamen di pinggir jalan, atau bahkan mengerjakan tugas- tugas lain yang seharusnya dikerjakan oleh orangtuanya. Berbeda kehidupannya, berbeda pula semangat dan daya juang mereka untuk bersekolah.

Pendidikan untuk semua. Pendidikan yang harus benar- benar diterima dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Pendidikan bagi setiap anak bangsa adalah hal penting. Jangan memberi pengkotak- kotakan sehingga pemikiran anak itu pun menjadi terkurung dan tak berkembang layaknya ayam yang dikurung di dalam kandang. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak melakukan diskriminasi, artinya mereka semua yang adalah anak- anak Indonesia mendapatkan pendidikan. Pendidikan yang bukan hanya sekedar transfer ilmu, tetapi bagaimana menciptakan anak- anak bangsa ini menikmati pendidikan sebagai suatu hal yang menyenangkan dan menjadi modal utama bagi mereka di masa depan. Anak- anak bangsa ini yang haknya sudah dijamin dalam Undang- undang Dasar Republik Indonesia dalam mendapatkan pendidikan janganlah hanya sebuah kata- kata kosong, yang hanya tertulis di atas sebuah kertas. Tetapi biarlah kata- kata dalam Undang- undang itu terwujud dalam kehidupan mereka.

Negara saja sudah menjamin akan pendidikan bagi semua. Jadi tugas pemerintah adalah bagaimana agar semua rakyat Indonesia ini menikmati pendidikan. Pendidikan yang nantinya mampu menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan memiliki daya saing yang tinggi. Pendidikan itu sendirilah yang nantinya akan mengeluarkan output yang berkualitas, artinya apabila pendidikannya saja sudah hancur dan tidak diperhatikan maka jangan harap akan tercipta perekonomian yang stabil, penurunan tingkat kemiskinan dan penurunan tingkat pengangguran. Dalam pendidikan itu masyarakat dibentuk dan ditempah menjadi manusia- manusia Indonesia. Manusia- manusi itulah yang akan mengeerakkan perekonomian bangsa, memimpin bangsa ini dan menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia bisa, Indonesia mampu. Pemerintah tidak hanya bicara tetapi berbuat. Jangan sampai pemerintah hanya ingin menciptakan perekonomian yang baik dan stabil, situasi politik yang aman dan penegakan hukum yang berkeadilan, tetapi melupakan pendidikan. Karena kita harus menyadari bahwa terciptanya perekonomian yang stabil dan kuat, penegakan hukum yang adil datang dari pendidikan. Pendidikanlah yang menjiwai dan membentuk itu semua.

Pendidikan yang mencerdaskan kehidupan bangsa dan dinikmati oleh semua masyarakat Indonesia harus dilakukan dengan cara- cara yang jujur dan adil, tidak ada pendiskriminasian. Bisa diambil contoh lain dari ketidakadilan adalah program- program pemerintah yang mencerminkan ketidakadilan. Memang pada dasarnya pemerintah memiliki keinginan untuk meringankan beban orangtua dalam membiayai sekolah maupun perkuliahan anaknya dengan melakukan pemberian beasiswa. Beasiswa pada dasarnya ditujukan untuk mereka yang kurang mampu dalam finansial tetapi memiliki prestasi yang baik. Tetapi kenyataannya yang menerima beasiswa itu adalah mereka yang mampu bahkan berkelimpahan. Ini sama saja dengan merampas hak orang lain dan ini adalah sebuah pelanggaran karena adanya ketidakadilan. Jadi, permasalahannya adalah apakah tugas pemerintah cukup dengan memberikan bantuan atau beasiswa saja ? Pemerintah seharusnya mengawasi bahkan mengetahui kepada siapakah beasiswa itu diberikan. Mahasiswa yang memiliki mobil bahkan handphone canggih bisa mendapatkan beasiswa bidik misi yang pada dasarnya ditujukan kepada keluarga yang kurang mampu bahkan bagi mereka yang tidak mampu. Sungguh mencerminkan ketidakadilan.

Pendidikan untuk semua artinya tidak hanya memberikan pendidikan itu dengan gratis, tetapi juga melihat dan mengawasikepada siapakah bantuan pemerintah itu jatuh. Orang seharusnya berhak mendapatkan bantuan itu malahan tidak mendapatkan apa- apa. Ini adalah bukti nyata. Dan ini menunjukkan pemerintah masih setengah hati dalam memberikan pendidikan yang berkeadilan untuk semua. Tidak pantas mereka yang mengendarai si roda empat atau bahkan mereka yang bisa berliburan ke luar negeri mendapatakan bantuan beasiswa kurang mampu. Dimanakah peran pemerintah ? Apakah pemerintah berpikir bahwa memberikan bantuan saja sudah cukup. Inilah yang menjadikan bakal koruptor di Indonesia, mengambil apa yang tidak menjadi haknya. Sehingga yang lain, orang yang lebih pantas mendapatakannya masih mengalami kesulitan dalam biaya sekolahnya.

Bagaimana pula dengan mereka yang sama sekali tidak mendapatkan pendidikan di bangku sekolah. Mereka bahkan menjadi tidak peduli dengan diri mereka sendiri dan akan masa depan mereka kelak. Lihatlah, bila mereka saja tidak peduli dengan diri mereka sendiri sebagai generasi penerus bangsa ini, bagaimana mungkin mereka akan peduli akan bangsa dan tanah airnya. Kepedulian dan rasa cinta akan tanah air pun tidak akan ada. Itulah hebatnya pendidikan ini yang mampu membangun karakter dan pola pikir setiap orang. Selain menerima ilmu, dari pendidikan juga lahirlah kesadaran akan kecintaan terhadap bangsa sendiri. Melalui pendidikan akan lahir pemimpin- pemimpin baru di negeri ini, yang kelak akan membawa bangsa ini ke arah yang baik dan semakin baik. Bayangkan pula apabila pemimpin bangsa ini adalah orang yang tidak memiliki pendidikan. Dia pasti tidak akan mampu menjadi pemimpin yang bijak dan mengayomi rakyatnya.

Itulah yang membuat pendidikan ini begitu penting, sangat dibutuhkan oleh semua orang tanpa membedakan status dan dari keluarga mana dia datang. Semua rakyat Indonesia berhak untuk mendapatkan pendidikan, segala fasilitas dan kemudahan dalam menerima pendidikan. Walaupun di negara ini ada orang kaya, ada orang yang kurang mampu bahkan tidak mampu sama sekali itu bukan menjadi alasan untuk membeda- bedakan pemberian pendidikan kepada mereka. Setiap orang baik anak- anak, orang muda bahkan yang tua harus mendapatkan pendidikan yang baik. Pendidikan 9 tahun yang diterima anak- anak Indonesia harus benar- benar menyentuh setiap lapisan masyarakat Indonesia. Melalui pendidikan dasar anak bangsa mulai diajarkan untuk mencintai bangsanya sendiri, menyadari perbedaan yang ada sebagai satu kekuatan unuk membangun bangsa ini.

Dalam perjalanan bangsa ini kita bisa melihat dan belajar dari negara- negara lain yang sudah maju satu langkah dari Indonesia. Jangan malu untuk belajar dari negara lain, tetapi biarlah bangsa ini belajar dari bangsa lain dan mempersiapkan generasi- generasi penerus bangsa ini melalui pendidikan untuk semua. Negara merenungkan kembali apa cita- cita dan tujuan bangsa ini. Mencerdaskan kehidupan bangsa dengan pendidikan yang berkeadilan, pendidikan untuk semua itulah yang harus dijiwai kembali. Dan tidak pula menjadikan cita- cita itu hanya menjadi sebuah cita- cita tetapi sebuah usaha nyata dari pemerintah, bagaimana memberikan pendidikan bagi masyarakatnya. Pendidikan untuk semua hendaknya tidak hanya menjadi slogan semata, tetapi benar- benar hidup dalam masyarakat Indonesia. Dan pada akhirnya pendidikan itu akan membentuk karakter manusia Indonesia. Tidak ada lagi anak- anak yang putus sekolah karena masalah keuangan, tidak ada lagi anak bangsa yang belajar di kandang ternak atau bahkan tidak ada lagi yang harus berjalan berjalan berkiolometer untuk sampai ke sekolah. Pendidikan untuk semua bukanlah pemberian pendidikan yang gratis kepada semua orang, tetapi juga adanya peningkatan kualitas pendidikan dan pegawasan dari pemerintah. Harapan kita, dengan adanya pendidikan untuk semua ini juga bisa membangun perekonomian, politik dan penegakan hukum di Indonesia menjadi semakin lebih baik. Kita menyadari bahwa pendidikan itu penting bahkan menjadi kebutuhan untuk pertama sekali membangun diri kita sendiri dan akhirnya kita membangun bangsa ini demi tercapainya masa depan Indonesia yang menjanjikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun