Bogor -- Kerajinan tangan merupakan salah satu ciri khas keterampilan dari Jawa Barat. Berbagai jenis kerajinan tangan berasal dari seluruh daerah di Jawa Barat, salah satunya dari Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Kerajinan tangan dari Desa Gobang, Kecamatan Rumpin ini terkenal dengan anyaman bambunya.
Cipta Karya merupakan salah satu UMKM industri kreatif yang bertempat di Kecamatan Rumpin. UMKM ini menggunakan bambu hitam sebagai bahan baku utama dalam membuat kriya, hal ini dikarenakan bambu hitam tumbuh subur dan mudah ditemui di daerah Jawa Barat. Bambu hitam juga memiliki warna yang eksotis, memanjakan mata yang melihatnya.
Selain itu, sifatnya yang elastis memudahkan pengrajin untuk berkreasi membuat kriya. Walaupun elastis, bambu hitam ini memiliki sifat yang kuat, tidak mudah patah ataupun rapuh. Faktor -- faktor inilah yang menjadikan bambu hitam sebagai bahan baku yang ideal untuk kerajinan tangan.
"Bambu (buat bahan baku) yang kami buat, satu tahun umurnya. Kalau terlalu tua juga bisa patah." Ungkap Saepudin, Pembina Cipta Karya.
UMKM yang dibina oleh Bapak Saepudin ini telah menghasilkan banyak kerajinan tangan khas Rumpin, seperti parcel, seserahan, lampu hias, tempat buah hingga tudung saji. Semua karya yang dihasilkan murni berasal dari pengrajin yang bertempat tinggal di Desa Gobang, Kecamatan Rumpin.
UMKM ini memberdayakan warga sekitar untuk membuat pola anyaman yang nantinya akan dibentuk menjadi produk kriya. Pembuatan kriya dilakukan di bengkel UMKM sedangkan warga sekitar hanya membuat pola anyamannya saja di rumah masing-masing. Seluruhnya dikerjakan dengan sederhana menggunakan tangan tanpa menggunakan mesin.
Meskipun begitu, UMKM ini menetapkan standar tertentu agar kualitas hasil kerajinan tangannya terjamin baik. Hal ini terbukti saat hasil kriyanya lulus uji ekspor. Kriya buatan UMKM industri kreatif, Cipta Karya, sudah diekspor ke berbagai negara di dunia, terutama Amerika.
Setiap tahunnya, Bapak Saepudin selaku pembina, mengirimkan hasil kerajinan tangan khas Rumpin ini sebanyak 400 buah ke Amerika. Motif anyaman yang dimintapun harus berbeda setiap tahunnya, hal ini menuntut kreatifitas para pengrajin. Walaupun begitu, hasil kriya UMKM Cipta Karya ini tetap memiliki ke-khasannya sendiri yang tidak ditemui di daerah lain.
"Kita jangan membuat (apa) yang sudah orang buat. Harus beda!" Ungkapnya.
Harga yang dibanderol untuk setiap hasil kriya pun berbeda-beda, mulai dari tujuh puluh lima ribuh rupiah sampai dengan ratusan ribu rupiah. (MS)
Penulis : Mala Safitri