Mohon tunggu...
malakice wan
malakice wan Mohon Tunggu... -

berusaha memahami yang tidak di pahami

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tanpa Judul

3 Februari 2011   14:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:55 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

satu, dua, tiga

dan entah sampai berapa lagi

saudaraku yang tertikam

"rumahnya" di obrak-abrik

hanya bisa bungkam

di kerangkeng.

Kini

Dentuman meriam akan kuhadapi

peluru kendali akan ku tembus

meski senjataku tak setajam bambu runcing

biar senjataku dari jaman "primitif"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun