Mohon tunggu...
Mala Kartika
Mala Kartika Mohon Tunggu... Guru - Guru honorer di Pondok Pasentren Modern Al-Hidayah

Badminton"s and Read

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Opini patologi sosial "stop bullying di lingkungan pondok pesantren"

13 Juni 2024   19:40 Diperbarui: 13 Juni 2024   19:56 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.shutterstock.com/id/image-vector/stop-bullying-hands-icon-vector-illustration-2043080228Input sumber gambar

Patologi sosial "Stop bullying di lingkungan sekolah" mengacu pada pemahaman dan penanganan perilaku bullying sebagai masalah sosial yang serius di lingkungan pendidikan. Bullying bukan hanya masalah individu tetapi mencerminkan dinamika sosial yang lebih luas dan mempengaruhi kesejahteraan komunitas sekolah secara keseluruhan. Berikut adalah pandangan mengenai pentingnya menghentikan bullying di sekolah dari perspektif patologi sosial:

Bullying dapat menyebabkan trauma psikologis, kecemasan, depresi, dan bahkan kecenderungan bunuh diri pada korban. Menghentikan bullying adalah langkah penting untuk memastikan kesejahteraan mental dan emosional siswa.Siswa memerlukan lingkungan yang aman dan mendukung untuk belajar secara efektif. Bullying menciptakan rasa takut dan tidak aman yang dapat menghambat proses belajar-mengajar, Dampak bullying dapat berlanjut hingga dewasa, mempengaruhi hubungan sosial, karir, dan kualitas hidup seseorang. Mengatasi bullying di sekolah membantu mencegah dampak negatif jangka panjang ini.Menghentikan bullying adalah bagian dari membangun budaya sekolah yang positif dan inklusif, di mana semua siswa merasa dihargai dan diterima.

Cara mengatasi bulliying dengan cara mengedukasi siswa, guru, dan orang tua tentang apa itu bullying, dampaknya, dan bagaimana cara mencegahnya. Kesadaran kolektif adalah langkah awal untuk perubahan.Sekolah harus memiliki kebijakan anti-bullying yang jelas dan tegas, serta prosedur pelaporan dan penanganan insiden bullying yang efektif.Penanganan bullying harus melibatkan berbagai pihak termasuk guru, konselor, orang tua, dan pihak berwenang untuk memberikan dukungan menyeluruh kepada korban dan pelaku.Program yang mengajarkan keterampilan sosial, seperti empati, kerjasama, dan resolusi konflik, dapat membantu mengurangi insiden bullying dengan membekali siswa dengan alat untuk berinteraksi positif.Menciptakan sistem pelaporan yang aman dan anonim serta menyediakan dukungan bagi korban bullying. Ini termasuk layanan konseling dan kelompok dukungan.Guru dan staf sekolah harus berperan aktif dalam mengawasi interaksi siswa, mendeteksi tanda-tanda bullying, dan mengambil tindakan cepat untuk menghentikan perilaku tersebut.Melibatkan komunitas lebih luas, termasuk organisasi masyarakat dan lembaga pemerintah, untuk mendukung upaya sekolah dalam mengatasi bullying.

Menghentikan bullying di lingkungan sekolah adalah tanggung jawab bersama yang memerlukan pendekatan komprehensif. Dengan mengakui bullying sebagai patologi sosial, kita memahami bahwa ini bukan sekadar masalah individu melainkan isu yang membutuhkan intervensi sistemik dan kolaboratif. Melalui edukasi, kebijakan yang tegas, dukungan emosional, dan keterlibatan seluruh komunitas sekolah, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman, inklusif, dan mendukung bagi semua siswa.

Menurut Oxford Learner's Pocket Dictionary definisi dari kata bully adalah frighten or hurt a weaker person, apabila diterjemahkan berarti mengancam atau melukai orang yang lebih lemah. Atau dengann kata lain, segala perbuatan yang mengancam atau melukai, dan merugikan orang lainbisa dikatakan sebagai bullying. Selain itu bullying juga bisa berwujud fisik, verbal, dan psikis. Bullying bisa terjadi dimana saja, tidak peduli itu di sekolah, kampus, atau tempat kerja.

Contoh dari bullying sebenar nya tidak sulit ditemui dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa lihat contoh dari sekolah. Disekolah tempat saya mengajar banyak kejadian dipalak uang saku oleh teman lain, diejek karena dianggap berpenampilan aneh, diteror dengan kata-kata yang tidak senonoh dan menyakiti hati, dan lain sebagainya. Bullying juga bisa dilakukan secara langsung maupun via media sosial. Sehingga dalam beberapa kasus, bullying mungkin tidak berdampak langsung pada fisik dan materi seseorang, namun bisa berdampak pada psikologisnya, di mana dampaknya sangat berbahaya, dimana dampaknya sangat berbahaya. Seperti hal nya kasus di pondok pesantren yang dilakukan santri ngebullying seorang santri dengan kata kasar atau pun dengan kata tidak senonoh sehingga yang di bully tersebut pindah sekolah atau pun pindah kelas .Bullying yang mereka dapatkan membuat mereka depresi. Apalagi mereka masih remaja dimana psikologis mereka masih labil dan rapuh, maka mereka tidak mau sekolah lagi dan mereka mintak pindah sekolah atau pun pindah kelas ke orang tua mereka. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun