Mohon tunggu...
Adi Prima
Adi Prima Mohon Tunggu... Administrasi - Photojournalist

Saya adalah seorang freelance photojournalist di Sumatera Barat, memotret satwa-satwa dilindungi, benda bersejarah, tokoh- tokoh besar dan keindahan bentangan alam, adalah kegemaran saya.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Karya Jurnalistik di Balik Kegaduhan Dunia dan Indonesia

9 April 2017   14:09 Diperbarui: 9 April 2017   22:30 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tumbangnya Presiden Amerika Nixxon, mundur lagi kebelakang pada tahun 17 Juni 1972, sebuah karya jurnalistik berhasil menumbangkan Nixon. Di tengah kampanye pemilihan Presiden Amerika, lima orang suruhan berhasil ditangkap ketika hendak memasang alat penyadap dan mencuri dokumen-dokumen di perkantoran partai Demokrat, kontor partai politik lawan Nixon yang berasal dari partai Republik. Setelah peristiwa pencurian dokumen dan penyadapan itu, Nixon kembali berhasil memenangkan kursi Presiden Amerika serikat. Watergate dipandang sebagai skandal politik paling kotor dalam sejarah politik kotor AS. Seandainya peristiwa kecil penyusupan pada malam 17 Juni 1972 tersebut tidak terbongkar, tentu Amerika tidak akan kehilangan Presiden yang mengambil langkah berani untuk menghentikan perang Vietnam ini. Watergate sendiri merupakan skandal yang mengambil tempat di kompleks Watergate, di Kompleks ini lima orang pria itu ditangkap karena melakukan penyadapan dan pencurian dokumen partai Demokrat. Dua orang pencuri dan dua orang penyusup akhirnya divonis bersalah pada Januari 1973. Namun banyak orang, termasuk hakim yang memimpin sidang tersebut, Jhon sirica, menduga ada sebuah konspirasi yang menyentuh sejumlah pejabat tinggi di pemerintahan Nixon. Peristiwa itu berubah menjadi skandal yang lebih tinggi ketika salah seorang pencuri yang dihukum berat mengirim surat kepada hakim Srica mengenai adanya usaha tutup mulut besar-besaran.

Senat Amerika akhirnya turun tangan, dengan melibatkan sejumlah tokoh politik besar, termasuk mantan jaksa agung Jhon Mitchell dan kepala penasehat gedung putih, Jhon erlichman dan H.R Hardelman. Orang-orang terdekat Nixon diperiksa, rekaman percakapan gedung putih diminta atas desakan publik juga, Nixon akhirnya mengalah dan menyerahkan rekaman itu pada April 1974, anehnya, ada bagian penting yang ‘disembunyikan’ Nixon, sehingga pemeriksaan jadi terhambat. Sebab, ada informasi sangat penting yang mengindikasikan keterlibatan Nixon dalam skandal Watergate. Tak bisa mengelak lagi, akhirnya pada 5 Agustus 1974 Nixon menyerahkan 3 buah rekaman pembicaraan itu. Akhirnya terungkap bahwa Nixon mengetahui bahwa adanya upaya untuk menutup-nutupi skandal tidak lama setelah peristiwa Watergate tersebut, Nixon mencoba menghentikan penyelidikan FBI atas kasus tersebut. Nixon mengambil langkah cepat, ia mengundurkan diri sebelum menanggung malu dipersidangan.

Ada sosok Jurnalis yang ikut menumbangkan Nixon, skandal Watergate tidak terbongkar tanpa tokoh yang sangat misterius yang bernama ‘Deep Throat’.Tokoh misterius ini sangat menjaga saluran komunikasinya dengan Bob Woodward, Jurnalis yang membongkar Watergate ini secara eksklusif. Ketika skandal ini terus terungkap, Deep Throat sangat khawatir peranya dalam investigas jurnalistik  Woodward di Washington Post akan dibeberkan. Deep Thorat tidak ingin lagi berkomunikasi lewat saluran telepon dengan Woodward, ia takut pembicaraanya disadap. Mereka lalu menyepakati cara-cara untuk berkomunikasi dan mulai bertemu secara langsung. Selama beberapa dekade, ada spekulasi mengenai siapa sebenarnya identitas Deep Throat. Namun, hal itu hanya menambah misteri. Banyak dugaan mengalir keberbagai pihak untuk mengungkap sosok yang secara tidak langsung berhasil menjatuhkan Presiden Nixon dari tampuk kekuasaanya ini, akhirnya setelah 30 tahun skandal Watergate, identitas Deep Throat terbongkar ke publik, sosok itu adalah mantan wakil kepala FBI, Mark felt, ( baca Afred suci, 151 Konspirasi dunia paling mencengangkan dan paling gila). Bagi Bob Woodward, keberanianya ini membuahkan penghargaan Pulitzer untuk karya Jurnalistik tahun 1973.

Sikap kritis dari seorang jurnalis terhadap sesuatu persoalan sudah beberapa kali merobohkan kebohongan dan kejahatan kemanusian, Idealisme Jurnalisme mengutamkan kepentingan orang banyak ketimbang pencapaian pribadi harus terus dipertahankan. Jurnalis tidak hanya beropini, tapi juga menyumbang solusi. Jurnalis butuh modal sosial dan modal intelektual, (Jacoeb Oetama). Harus dipahamai, mengawal ‘Ahok’, ‘Sam’, ‘NSA’ dan ‘Nixon’ yang lain adalah tugas seorang jurnalis sebagi kontrol keadilan dan kontrol sosial di tengah Masyrakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun