Mohon tunggu...
Adi Prima
Adi Prima Mohon Tunggu... Administrasi - Photojournalist

Saya adalah seorang freelance photojournalist di Sumatera Barat, memotret satwa-satwa dilindungi, benda bersejarah, tokoh- tokoh besar dan keindahan bentangan alam, adalah kegemaran saya.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Becekin Adek Bang, Refleksi Keji untuk Mencari Sesuap Nasi

22 Maret 2017   12:54 Diperbarui: 22 Maret 2017   12:56 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Indonesia. Miris! Kelakuan seorang wanita dan crewnya yang benar-benar sedang dirasuki jin Valak ini! Merek benar-benar harus dicibir! Sangsi moral dan sangsi sosial layak ditujukan kepada mereka yang terlibat dalam karya seni tak beradab tersebut! Mereka sepertinya tidak lagi dikendalikan oleh akal sehat. Bermaksud menghibur sambil mencari nafkah, tapi yang mereka lakukan justru mengkempanyekan dan mensosialisasikan kelakuan setan!

Seandainya si perempuan dahulunya lulusan sekolah agama, atau hafal Ayat-ayat Suci, maka semakin cepat lagi ia akan terkenal! Semakin diincar Ia, semakin diblow Up, karena dahulunya sangat agamais, tapi sekarang berubah menjadi duta becek! Dimana pemerintah pada masalah ini? Kenapa yang beginian tidak segera diblokir, secepat memblokir situs-situs yang dianggap bertentangan dengan pemerintah? Apakah yang becek begini sejalan dengan pemerintah? Apakah ada pembiaran? Semoga yang terlibat dalam Paket Seni Konyol ini cepat meminta maaf, bertobat dan pastinya juga di hukum sesuai kepatutan!

Kelakuan ingin terkenal secapat kilat dengan cara yang nyeleneh bukan pertama kali terjadi di Indonesia. Mundur beberapa bulan kebelakang, kita tentu masih ingat dengan kehebohan yang dilakukan oleh seorang wanita keturunan homminit (jika teori Darwin itu benar) bersama tim suksesnya, yang benar-benar sukses menggiring pemikiran orang banyak. Ia mendadak terkenal bukan karena keputihan atau kemolekan tubuhnya, namun karena latar belakang yang dahulunya taat dan alim, tiba-tiba berubah menjadi pencinta kebebasan berekpresi, anti pengekangan, pribadi yang merdeka, lalu pamer tubuh dengan alasan kebebasan! Pastinya bukan kebebasan seperti ini yang kita inginkan!

Bijaklah menggunakan teknologi, jangan hanya mengemukakan keuntungan pribadi! Pikirkan generasi yang rusak dengan kelakuan yang tidak mendidik. Sesulit itu kah mencari nafkah di bumi yang katanya kaya raya, lempar kayu tumbuh ubi ini? Sehingga tak tampak lagi peluang baik untuk mencari rezeki? Tanggung jawab siapakah ini? Atau cukup dengan saling tuding dan hujat, maka selesai masalah becek ini? Mari merenung!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun