Mungkin sebagian kita telah sering mendengar istilah ini, namun dalam tulisan ini saya akan memperkaya dengan paradigma yang lebih luas atau lebih tepatnya lebih jauh. Tulisan ini hanya menyambung apa yang sudah banyak ditulis atau dibicarakan para Penulis/Pembicara yang bijaksana.
Madesu alias "Masa Depan Suram", kalimat ini kita tanggap sebagai kalimat sederhana saja yakni kondisi seseorang dimana tidak mendapatkan Masa Depan yang sukses. Kita bisa artikan Penuh Masalah, Kekurangan Pangan, Tidak Punya Pekerjaan, Tidak Memiliki Tempat Tinggal, Tidak ada seorangpun yang mau menjadi pendamping hidup, banyak hutang dan sejenisnya. INTI-nya kondisi yang Pasti tidak disukai semua orang.
Kita semua tahu akan hukum sebab akibat. Jadi Masa Depan Suram ini diakibatkan masa lalu / masa sekarang yang tidak menunjukkan benih keberhasilan untuk bekal di masa yang akan datang. Jadi Rumusnya sebenarnya sederhana, Jika kita tidak mau Masa Depan kita suram, maka kita harus mempersiapkan perbekalan sebaik-baiknya untuk masa depan. Dengan alasan inilah hampir semua orang tua menyekolahkan anaknya, tentu agar anak di kemudian hari memiliki pekerjaan dan hidup layak alias masa depan cerah. Dengan alasan ini pula para pekerja bekerja keras, ya untuk mempersiapkan masa depan dan hari tua. Jika seseorang memiliki tabungan sebagai bekal yang cukup untuk hari tua, maka seseorang itu sudah ada jaminan masa depan cerah. Namun jika seseorang tidak memiliki bekal yang cukup untuk masa yang akan datang, maka dia akan hidup terlunta-lunta alias masa depan suram.
Baik, kalau hal itu sudah biasa dan sudah diketahui banyak orang... lalu dimana letak yang saya katakan akan meneruskan ke paradigma yang lebih jauh !?? Baik kita mulai membuka pikiran dan rasa kita untuk menelusuri lorong kehidupan yang jarang dilalui orang-orang. Siap?
Jika selama ini orang-orang hanya berfikir masa muda untuk belajar dan masa dewasa untuk bekerja untuk bekal di hari tua. Maka kita akan membahas setelah hari tua. Kok setelah hari tua ? ya, maksud saya setelah tua pasti akan ada kematian dan kita akan hidup dalam Dunia Baru. Pernahkah kita berfikir lebih lengkap tentang kehidupan di Dunia Baru ini ? Sudahkah kita mempersiapkan diri dan mengumpulkan perbekalan yang cukup !?
Berikut ini ilustrasi sederhana yang bisa kita jadikan pelajaran:
Jika kita melakukan perjalanan ke suatu tempat, pasti kita akan mempersiapkan perbekalan. Semakin jauh jarak yang kita tempuh dan semakin lama waktu yang diperlukan maka perbekalan yang kita siapkan juga lebih banyak. Sepakat bukan !?
sebagai contoh, misalkan seseoran dari Jakarta mau pergi ke Bandung. Tentu dia akan membawa beberapa rupiah untuk biaya perjalanan, katakanlah 100rb cukup. Namun ketika dia ingin bepergian dari Jakarta ke Surabaya, tentu bekalnya 100rb tidaklah cukup, dia harus membawa lebih banyak uang. disamping itu, diap juga mungkin perlu membawa bekal pakaian ganti. Belum lagi jika dia mau pergi dari Jakarta ke Bali beberapa hari, tentu uang yang disiapkan harus lebih banyak karena dia harus membeli Tiket Pesawat PP, Biaya Hotel untuk penginapan, Makan, Ganti dsb. Apalagi jika seseorang itu mau pindah dari Jakarta mau hidup di Kalimantan, katakanlah Balikpapan. Tentu dia harus mempersiapkan bekal LEBBIH untuk kehidupan barunya di Balikpapan. Dia harus memikirkan rumah/kontrakan untuk tempat tinggal, pekerjaan/usaha disana, dan sebagainya.
Logika itu sangat bisa kita terima bukan. Bayangkan jika seseorang pindah tempat tinggal tanpa memikirkan bekal itu, hanya berbekal Nekad. Tentu masa depannya di tempat tinggal itu tidak pasti dan lebih banyak dari mereka terlantar, pengangguran dan yang parah bisa menjadi gelandangan. Tak ubahnya orang-orang dari berbagai daerah yang merantau ke Jakarta tanpa bekal. Bukan saya menyalahkan mereka, tapi menyarankan untuk siapkan dulu Bekal baru kita melangkah.
Lalu sudahkah kita mempersiapkan dengan cukup kehidupan baru kita di kehidupan Akhirat ? padahal kita semua tahu kita pasti (mau tidak mau) akan pindah tempat tinggal dari dunia ke akhirat. Lalu cukupkah bekal kita? padahal Akhirat itu jaraknya sangat jauh dan kita bertempat disana SELAMANYA. Lalu cukupkah kita berbekal uang Jutaan atau Milyaran rupiah ? secara logika tidak cukup, katakanlah jika kita membawa bekal 1 Milyar rupiah, lalu katakanlah biaya hidup perbulan 5 juta/bulan. Maka uang itu hanya cukup untuk hidup 200 bulan alias 16 tahun saja. Jadi 1 Miliyar saja tidak cukup apalagi uang ribuan yang kita sumbangkan dengan niat sebagai bekal akhirat ... mana cukuuuup !?
Lha terus bagaimana ??? seharusnya kita berfikir komprehensif namun tetap sederhana, ya biar tidak stress kita :) baik berikut ini yang kita perlu pikirkan:
Dalam menyiapkan kehidupan kita di Alam Keabadian, kita perlu berfikir "apa yang kita perlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup kita, agar kehidupan kita bisa berjalan sesuai harapan!?"
Dunia sekarang ini bisa kita jadikan cermin atau gambaran,
- Jika kita di dunia ini Tidak ada Tumbuhan dan Hewan sebagai sumber makanan kita, apa kita bisa hidup ? tentu tidak bukan. Jadi tentu di Kehidupan kita nanti juga membutuhkannya untuk makanan kita.
- Jika di dunia ini tidak ada air untuk kita minum, apa kita bisa hidup ? tentu tidak bukan !? berarti tentu kita membutuhkan air di kehidupan yang akan datang.
- Jika di dunia ini tidak ada Udara (Oksigen) untuk bernafas, maka tentu kita akan membutuhkan udara untuk kehidupan kita nanti. masa kita mau hidup di ruang hampa udara, tidak bukan !?
- Jika di dunia ini kita tidak ada BUMI untuk berpijak, apa kita bisa hidup normal !? tentu tidak bukan, kita akan melayang-layang seperti astronot yang jalan saja susah apalagi main kejar-kejaran sama istri/suami kita :)
- Jika di dunia ini tidak ada Matahari, tentu tidak akan ada kehidupan di Bumi ini, jadi kita juga perlu Matahari dalam kehidupan kita nanti.