Mohon tunggu...
Malachi News
Malachi News Mohon Tunggu... -

Stewardship of money prevents bondage to money

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kasih Tidak Berkesudahan

1 Mei 2014   17:17 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:59 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah Anda mendengar kisah Hachiko si anjing setia dari kota Shibuya, Jepang, yang menemani profesor tua Hidesaro Ueno yang tinggal seorang diri dan selalu mengantarnya ke stasiun kereta api, hingga sang profesor meninggal Hachiko tetap melakukan kebiasaan ini bertahun-tahun?

Saat seekor anjing jantan yang setia menjaga bangkai pasangannya anjing betina yang mati tertabrak mobil. Anjing jantan ini berusaha memeluknya dengan kaki depan, membangunkan, memindahkannya tanpa peduli lalu lintas ramai saat pasangannya tetap terbujur kaku. Xiao Wu seperti dikutip Dailymail mengatakan anjing jantan ini terus menjaga pasangannya selama enam jam, bahkan lebih sampai di pinggir jalan.

Ketika di Beijing Yo Yi Mei pada 18 Juli 1994 terbaring koma dan akan disuntik mati, memendam cinta pada teman karib sekolahnya namun tak kuasa mengungkapnya dan berharap temannya mengetahuinya sendiri. Sebelum disuntik mati sahabatnya itu datang dan menyatakan cintanya pada Yi Mei, dan hal menakjubkan terjadi. Tujuh jam setelahnya dokter menemukan tanda-tanda kehidupan dan pada 14 Desember 1994 Yi Mei bisa membuka mata dan berbicara, sahabatnya memeluknya dengan tangis bahagia sementara dokter begitu takjub atas keajaiban ini. Mereka menikah 17 Februari 1995 dan telah dikarunia seorang anak laki-laki.

Atau kisah bagaimana bantuan mengalir ke BBC Hindi setelah laporannya tentang Bablu Jatav seorang penarik becak India yang terpaksa mengayuh becak sambil menggendong bayi perempuannya berusia satu bulan setelah istrinya meninggal. Bablu menggendong anaknya dengan cara mengalungkan tali selimut pembungkus anaknya ke leher. Kini sebuah yayasan amal lokal membantunya merawat si mungil, meringankan beban Bablu yang menyewa becak seharga Rp 3,300/bln dan sewa rumah Rp 55,000/bln.

Ketika banyak orang tega aborsi dan membuang bayi dengan berbagai alasan, Lou Xiaoying seorang pemulung berusia 88 tahun sudah mengadopsi 30 bayi yang dibuang sejak tahun 1972. Keadaan hidup yang sulit dan terbatas secara ekonomi tidak menyulitkan dan membatasi hatinya untuk berbuat baik pada sesamanya.

Membantu orang lain harus jadi kaya atau punya banyak uang dulu? Chen Shu Chu seorang penjual sayur dari Taiwan berusaha mengumpulkan uang guna membantu orang-orang yang kesusahan. Lebih kurang Rp 3 miliar sudah didonasikannya dari penjualan sayuran, terinspirasi masa kecilnya hidup dalam kemiskinan dan kesulitan. Chen tidak bercerita banyak, tidak berniat berhenti memberi, tetap rendah hati dan mengatakan hanya menjual sayur dan mendonasikannya, tidak ada motivasi lain pun tidak sedang berkompetisi dengan orang kaya manapun. Chen adalah 100 orang paling berpengaruh di 2010 dan dermawan pilihan Forbes Asia.

Firman Tuhan dalam 1 Korintus 13 berbunyi demikian:

(1) Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.

(2) Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.

(3) Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.

(4) Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.

(5) Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.

(6) Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.

(7) Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

(8) Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.

(9) Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna.

(10) Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.

(11) Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.

(12) Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.

(13) Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. Saudara-saudari, masihkah contoh diatas tidak cukup? Adakah hambatan bagimu mengasihi sesamamu manusia dan sanak keluargamu? Jika seekor anjing saja bisa menunjukan bela rasa, seorang tukang becak, pemulung, dan pedagang sayuran mampu menunjukan tindakan kasih yang nyata pada sesama, Anda juga bisa!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun