Siapakah diantara Anda sekarang yang memelihara kuda? Sapi? Domba? Ayam? Anjing? Jika dahulu kebanyakan masyarakat di pedesaan memelihara hewan-hewan tersebut untuk membantu hidup mereka, kini tidak lagi.Kemajuan ekonomi dan pembangunan infrastruktur membuat transportasi makin memadai, banyak industri berkembang pesat, menjamurnya toko-toko kelontong di sudut jalan, membuat orang makin mudah menjangkau segala sesuatu dan bukan suatu kebutuhan untuk memeliharan seluruh hewan tersebut diatas.
Firman Tuhan dalam Zakharia 4:1-6 berbunyi demikian:
(1) Datanglah kembali malaikat yang berbicara dengan aku itu, lalu dibangunkannyalah aku seperti seorang yang dibangunkan dari tidurnya.
(2) Maka berkatalah ia kepadaku: “Apa yang engkau lihat?” Jawabku: “Aku melihat: tampak sebuah kandil, dari emas seluruhnya, dan tempat minyaknya di bagian atasnya; kandil itu ada tujuh pelitanya dan ada tujuh corot pada masing-masing pelita yang ada di bagian atasnya itu.
(3) Dan pohon zaitun ada terukir padanya, satu di sebelah kanan tempat minyak itu dan satu di sebelah kirinya.”
(4) Lalu berbicaralah aku, kataku kepada malaikat yang berbicara dengan aku itu: “Apakah arti semuanya ini, tuanku?”
(5) Maka berbicaralah malaikat yang berbicara dengan aku itu, katanya kepadaku: “Tidakkah engkau tahu, apa arti semuanya ini?” Jawabku: “Tidak, tuanku!”
(6) Maka berbicaralah ia, katanya: “Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.
Bapak/Ibu sekalian, gereja dengan aturan-aturannya, rumah tangga yang sulit merasakan sukacita, keluarga yang tidak menyadari kebenaran vs kebohongan, adalah cerminan tidak mengandalkan Roh Kudus dalam kehidupan.Hampir seumur hidupnya manusia mencari keperkasaan dan kekuatan, baik dari segi uang atau ekonomi, kekuasaan, bahkan kemuliaan.
Padahal kebutuhan mendasarkan yang dibutuhkan setiap kita bukanlah itu, namun berapa banyak kita berinvestasi untuk menciptakan kesetiaan, kesukacitaan, kewaspadaan dalam hidup gereja, rumah tangga, dan keluarga kita.
Gereja yang tidak peduli pada korupsi, rumah tangga yang tutup mata pada dusta, keluarga yang lengah terhadap kemerosotan moral ditengah-tengah kehidupan ini adalah pertanda betapa kita perlu mengandalkan Tuhan dalam segala sendi kehidupan kita.
Janganlah kita menyianyiakan Roh Allah, sebab ketahuilah tidak ada yang bisa “menjual” Roh Allah kepada siapapun. Kasih, sukacita, damai sejahtera tidak ada yang dapat merenggut semua itu dari hidup kita jika Roh Allah tetap dalam hidup kita. (Pdt Yahya Wijaya, UKDW)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H