Batik memang telah diakui UNESCO sebagai salah satu kekayaan budaya dunia yang berasal dari Indonesia. Namun motif batuk kawung adalah motif batik yang dapat dengan mudah mengglobal mengingat pola geometrisnya yang universal hingga dapat dengan mudah diterima oleh segala bangsa. Apa yang membuat saya mengangkat motif batik kawung ini sebagai desain yang paling Indonesia karena pola kawung ini memiliki filosofi yang mendalam.
[caption id="" align="alignright" width="150" caption="Motif batik Kawung"][/caption]
Motif kawung berasal dari penampang buah aren, biasa dikenal dengan nama kolang kaling, berbentuk oval yang dalam bahasa Jawa disebut kawung. Penampang oval tersebut ditata secara diagonal berjajar terpusat serta simetris hingga membentuk ilusi optik seakan bunga yang memiliki empat kelopak. Aren yang manis, pohonnya yang tegak lurus tak bercabang memberikan nilai keagungan, keadilan dan kebijaksaan pada motif kawung. Bunga empat kelopak menyimbolkan bunga teratai yang menambahkan nilai kesucian pada kawung. Perpaduan antara bentuk bunga dan buah membawa arti  harapan dan kesuburan. Keempat arah dari kelopak bunga juga merefleksikan empat  arah mata angin yang akan membawa cahaya kebijaksanaan.
Tak heran jika motif batik kawung menjadi begitu popular dengan begitu tinggi makna yang terkandung di dalamnya. Hanya di Indonesia motif yang sebenarnya universal itu mampu memiliki arti yang demikian mendalam.
Sementara teknik batik di Indonesia sudah sangat berkembang hingga bukan hanya di atas sehelai kain tapi juga di atas potongan kayu. Namun kesederhanaan motif batik kawung membuat penerapannya merupakan yang paling mudah untuk diaplikasikan.
[caption id="" align="aligncenter" width="298" caption="Ruang tidur dengan wall cover dan wallpaper bermotif Kawung rancangan desainer interior Rudi Dodo"]
Berkat orang-orang kreatif Indonesia, motif Kawung dapat kita temukan pada berbagai elemen ruangan sebagai dekorasi. Kawung telah diterapkan oleh desainer interior yang nama dan karyanya telah terkenal di mancanegara, Jaya Ibrahim. Ia menciptakan panel dinding yang diukir dengan motif kawung untuk Hotel Darmawangsa di Jakarta. Arsitek Heru M. Prasetyo untuk sebuah rumah tinggal rancangannya di kawasan Serpong, memberikan aksen atraktif dengan membuat partisi di teras muka rumah yang terbuat dari besi bermotif batik kawung dan diberi pengecatan rona putih. Sementara desainer interior Rudi Dodo merancang kamar tidur yang diberikan sentuhan kertas pelapis dinding maupun penutup dinding berupa panel kayu bermotif kawung di Pondok Gede.
Desainer perabot yang karyanya telah dipertunjukkan dalam berbagai pameran desain di mancanegara, Alvin Tjitrowirjo, juga telah mengaplikasikan motif kawung pada meja maupun rak berbahan besi dengan teknik laser cut yang diberi pengerjaan akhir berwarna putih.
[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Meja berbahan besi dengan teknik laser cut tercipta motif Kawung, rancangan desainer perabot Alvin Tjitrowirjo"]
Sementara produsen perlengkapan makan keramik terbesar di Indonesia, Kedaung, juga menggunakan Kawung sebagai ornamen hias untuk salah satu koleksi mereka. Bukan hanya Kedaung, namun produsen kain pelapis sofa dan kertas pelapis dinding asal Amerika, Quadrille, juga telah membawa motif Kawung mendunia lewat produk mereka hingga dipajang di berbagai majalah dekorasi di Amerika.
[caption id="" align="aligncenter" width="150" caption="Wallpaper Quadrille bermotif Kawung dalam majalah Coastal Living Oktober 2009"]