Hingga akhirnya saya terbiasa mendengar kalimat "nanti saya informasikan kembali" ketika proses wawancara usai. Itu tandanya satu harapan telah pupus. Lalu cibiran dan ocehan para tetangga mulai menjadi bulan-bulanan yang selalu menghantui sepanjang waktu.
Fenomena susahnya mencari pekerjaan sudah lama menjadi PR pemerintah. Katanya ini karena ada yang salah dengan sistem pendidikan di Indonesia yang membuat sumber daya manusia tidak memiliki kompetensi yang baik di satu bidang tertentu sehingga tidak mampu bersaing di dunia kerja selain pada level-level karyawan biasa. Lalu, apakah kami semua harus mengulang pendidikan?
 Lalu, apakah kami juga harus menyalahkan orang tua yang dulu tidak mengerti bahwa seharusnya kami diarahkan untuk fokus pada minat bakat dan mengasahnya sampai benar-benar terampil? Tentu tidak bukan?
Jadi, satu-satunya cara adalah terus mencoba. Tentu dengan do'a sepenuh jiwa. Kita masih bisa berjalan selagi harapan dan mimpi itu ada di genggaman. Untuk kawan-kawan yang saat ini sedang berjuang, jangan pernah melepasnya dan menyerah begitu saja. Jangan pula memaksakan diri berhutang untuk membayar biaya ADM yang besar.Â
Apalagi saat ini marak kasus penipuan dari orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Tidak ada salahnya kita belok ke kanan atau ke kiri ketika ada peluang yang sebenarnya jauh dari kriteria pekerjaan yang kita idamkan. Karena untuk mencapai mimpi jalan yang mesti dilalui tidak akan semulus jalan tol. Kalau kata Bondan Prakoso sih "Tinggalkanlah gengsi, hidup berawal dari mimpi". Jalani saja sambil terus mengasah keterampilan yang kita miliki. Dan yakinlah suatu hari nanti do'a-do'a kita akan terjawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H